Pemerintah Mau Bayar Remaja Rp6,6 Juta Asal Bergaul di Luar Rumah

Seoul Metropolitan Subway, Kereta bawah tanah di Korea Selatan.
Sumber :
  • Korea.net

VIVA Tekno – Korea Selatan akan menawarkan tunjangan hidup bulanan sebesar 650.000 Won (Rp6,6 juta) kepada remaja penyendiri, yang bertujuan untuk mendorong mereka keluar dari rumah, sebagai bagian dari langkah baru yang disahkan oleh Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Kore Selatan. Langkah ini juga menawarkan dukungan pendidikan, pekerjaan dan kesehatan.

Pemerintah Gatal Mau Melarang Media Sosial untuk Remaja

Kondisi ini dikenal sebagai “hikikomori”, istilah Jepang yang diterjemahkan secara kasar berarti, “menarik kembali”. Pemerintah ingin berusaha mempermudah mereka yang mengalaminya untuk keluar rumah untuk bersekolah, kuliah atau bekerja.

Menurut laporan The Guardian, termasuk dalam program yang diumumkan minggu ini, yang memperluas langkah-langkah yang diumumkan pada bulan November, adalah tunjangan bulanan untuk biaya hidup bagi orang berusia antara sembilan dan 24 tahun yang mengalami penarikan sosial yang ekstrem. Ini juga termasuk tunjangan untuk pengalaman budaya bagi remaja.

2.000 Pekerja Bandara di Korea Selatan Mogok Kerja, Apa Penyebabnya?

Bendera Korea Selatan.

Photo :
  • Pixabay.

Sekitar 350.000 orang berusia antara 19 dan 39 tahun di Korea Selatan dianggap kesepian atau terisolasi, sekitar 3% dari kelompok usia tersebut, menurut Institut Korea untuk Urusan Kesehatan dan Sosial.

Bursa Asia Cerah Dipimpin Lonjakan Pesat Saham Samsung Jalin Kemitraan dengan OpenAI

Remaja yang diasingkan atau mengasingkan diri seringkali berasal dari latar belakang yang kurang beruntung dan 40% mulai hidup menyendiri saat remaja, menurut dokumen pemerintah yang menguraikan langkah-langkah tersebut.

Dokumen tersebut mencakup studi kasus yang menggambarkan kaum muda menjadi penyendiri sebagai cara untuk mengatasi kemunduran dalam kehidupan keluarga mereka. Seorang anak muda menggambarkan depresi mereka sebagai akibat dari kekerasan dalam rumah tangga.

“Ketika saya berusia 15 tahun, kekerasan dalam rumah tangga membuat saya sangat tertekan sehingga saya mulai hidup menyendiri. Orang yang lesu yang sering tidur atau tidak punya pilihan selain makan saat lapar dan kembali tidur," ujar seorang remaja yang menjadi studi penelitian. 

Yang lain mengatakan bahwa mereka telah menjadi penyendiri ketika keluarga mereka “bangkrut”.

Langkah-langkah baru tersebut bertujuan untuk memperkuat dukungan pemerintah “untuk memungkinkan pemuda tertutup memulihkan kehidupan sehari-hari mereka dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat”, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Di antara jenis dukungan lainnya adalah membayar untuk perbaikan penampilan fisik orang yang terkena dampak, termasuk bekas luka “yang mungkin membuat remaja merasa malu”, serta membantu perlengkapan sekolah dan gym.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya