Migrain Lebih Banyak Dialami Wanita
- http://blogaksesbisnis.blogspot.com/2014/04/bahaya-migren-untuk-otak.html
VIVA Tekno – Migrain bukan sekadar sakit kepala biasa, ini adalah gangguan sistem saraf yang melemahkan. Orang yang mengalami migrain mengalami nyeri berdenyut biasanya di satu sisi kepala.
Rasa sakitnya sering disertai mual, muntah, dan sangat sensitif terhadap cahaya atau suara. Serangan dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, dan untuk meringankan penderitaan, beberapa orang menghabiskan waktu dengan menyendiri di ruangan yang gelap dan sunyi.
Sekitar 800 juta orang di seluruh dunia mengalami sakit kepala migrain. Di Amerika Serikat saja, sekitar 39 juta atau kira-kira 12 persen populasi mengalaminya secara teratur.
Dan sebagian besar dari orang-orang ini adalah wanita. Lebih dari tiga kali lebih banyak dibandingkan pria yang mengalami migrain. Bagi wanita usia 18 hingga 49 tahun, migrain adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
Terlebih lagi, penelitian menunjukkan bahwa migrain pada wanita lebih sering terjadi, lebih melumpuhkan, dan bertahan lebih lama daripada pria. Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk mencari perawatan medis dan obat resep untuk migrain.
Ilustrasi penderita migrain.
- vstory
Wanita yang mengalami migrain cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan mental termasuk kecemasan dan depresi, menurut situs Science Alert, Jumat, 11 Agustus 2023.
Ahli saraf bersertifikat yang berspesialisasi dalam pengobatan sakit kepala, Danielle Wilhour menyebut perbedaan gender dalam migrain sangat menarik. Dan beberapa alasan mengapa perbedaan ini ada, mungkin akan mengejutkan.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi mengapa pria dan wanita mengalami serangan migrain secara berbeda. Ini termasuk hormon, genetika, bagaimana gen tertentu diaktifkan atau dinonaktifkan – bidang studi yang disebut epigenetik – dan lingkungan.
Semua faktor ini berperan dalam membentuk struktur, fungsi, dan kemampuan beradaptasi otak saat menghadapi migrain. Hormon estrogen dan progesteron melalui mekanisme yang berbeda, berperan dalam mengatur banyak fungsi biologis.
Keduanya mempengaruhi berbagai bahan kimia di otak dan dapat menyebabkan perbedaan fungsional serta struktural di daerah otak tertentu yang terlibat dalam perkembangan migrain.
Selain itu, hormon seks dapat dengan cepat mengubah ukuran pembuluh darah yang dapat membuat orang rentan terhadap serangan migrain.