Akses Konten Sains dan Teknologi di TikTok Kini Lebih Mudah dengan Feed STEM
- Istimewa
Jakarta, VIVA – TikTok memperkenalkan kanal khusus STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) di Indonesia sebagai upaya memperluas akses terhadap konten edukasi berbasis sains dan teknologi. Kanal ini mulai tersedia melalui soft launch dan dapat diakses oleh sejumlah pengguna.
Peluncuran feed STEM ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan komunitas belajar di Indonesia serta mendukung inisiatif pemerintah dalam mencetak lebih banyak talenta digital di masa depan. Adanya kanal khusus ini, pengguna dapat menemukan berbagai konten edukatif yang dikembangkan oleh kreator dan publisher lokal.
Terkait ini, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa STEM memiliki peran penting dalam mendorong inovasi serta menghadirkan solusi bagi berbagai tantangan global. Dia menyampaikan bahwa feed STEM diharapkan dapat membantu meningkatkan literasi digital dan memperkuat daya saing bangsa di bidang teknologi.
"Inisiatif ini bukan sekadar hiburan, tapi investasi masa depan. Saya optimis feed STEM TikTok bisa membekali generasi muda dengan ilmu sains dan teknologi, meningkatkan daya saing bangsa, dan mendukung target Pemerintah untuk mencetak 9 juta talenta digital pada 2030," ujarnya di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.
TikTok.
- CNN
Di Indonesia, TikTok telah menjadi salah satu platform yang banyak digunakan untuk berbagi informasi, termasuk konten edukasi. Setiap bulannya, lebih dari 135 juta pengguna aktif mengakses TikTok, dengan berbagai unggahan yang mencakup tips pengembangan diri, karier, hingga kewirausahaan.Â
Konten edukasi juga menjadi salah satu kategori yang banyak diminati, terlihat dari popularitas tagar seperti #SamaSamaBelajar, #SerunyaBelajar, dan #SerunyaMembaca yang telah digunakan lebih dari 24 juta kali.
Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operations, Southeast Asia, menyatakan bahwa konten edukasi telah menjadi salah satu kategori favorit pengguna, baik di Indonesia maupun secara global. TikTok berharap feed STEM dapat memberikan pengalaman yang lebih terfokus bagi pengguna yang ingin belajar lebih dalam tentang sains dan teknologi.
Strategi Jitu Memilih Afiliator TikTok untuk Tingkatkan Penjualan di Era Digital
- Istimewa
"Sejak lama, konten edukasi adalah salah satu kategori konten favorit pengguna di TikTok, baik di dunia maupun di Indonesia. Melalui feed STEM, kami ingin menyediakan pengalaman khusus di aplikasi yang memudahkan komunitas kami menemukan konten sains dan teknologi sekaligus berbagi semangat belajar," kata Angga.
Secara global, konten STEM di TikTok telah ditonton lebih dari 110 miliar kali dan terus mengalami pertumbuhan. TikTok sebelumnya telah meluncurkan feed STEM di beberapa negara seperti Amerika, Eropa, dan Australia, yang menunjukkan peningkatan minat terhadap konten edukasi berbasis sains dan teknologi.
Di Indonesia, feed STEM akan tersedia secara otomatis bagi pengguna berusia di bawah 18 tahun, sementara pengguna yang berusia 18 tahun ke atas dapat mengaktifkannya melalui menu Pengaturan dan Privasi -> Preferensi Konten -> STEM. Feed ini akan muncul di bagian kiri atas laman utama aplikasi TikTok.
Sejumlah kreator lokal telah berkontribusi dalam pembuatan konten STEM, termasuk Lianna Nathania, yang berbagi tips hitung cepat matematika, Andrea Novita, yang kerap mengunggah eksperimen teknik pangan, Theresa, yang menyajikan informasi teknologi terbaru, Hanafi Herlim, yang membahas dunia aviasi, serta Melan Achmad, seorang guru matematika berusia 79 tahun yang tetap aktif mengajar melalui TikTok.
Feed STEM juga akan menampilkan ribuan konten dari kreator global, dengan opsi subtitel dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah diakses oleh pengguna lokal. TikTok akan meluncurkan kanal ini secara bertahap dalam beberapa minggu ke depan.