Kiamat Satelit! Badai Matahari bikin Starlink Rontok dan Jatuh ke Bumi

Satelit Starlink.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Ruang angkasa di sekitar Bumi menjadi semakin padat. Starlink sebagian harus disalahkan, karena SpaceX terus meluncurkan ratusan mikrosatelit ini ke orbit.

Namun, semua satelit memiliki musuh alami di ruang angkasa—energi Matahari. Karena badai Matahari semakin sering terjadi, badai itu berdampak negatif pada satelit kita.

Beberapa dampak yang paling menonjol terungkap dalam studi pracetak baru. Studi tersebut menyoroti bagaimana satelit Starlink SpaceX benar-benar terpengaruh oleh peningkatan energi Matahari.

Hal ini sangat memprihatinkan karena satelit ini hanya dirancang untuk bertahan sekitar lima tahun.

Meskipun hilangnya nyawa yang diketahui saat ini hanya 10 hingga 12 hari, para peneliti berpendapat bahwa mengetahui tentang efek ini (meskipun beberapa berpendapat itu dapat diabaikan) adalah penting.

Ini menciptakan lebih banyak peluang bagi satelit untuk bertabrakan satu sama lain, karena lebih banyak hambatan atmosfer yang diberikan pada masing-masing satelit, seperti dikutip dari situs BGR, Rabu, 4 Juni 2025.

Dan, itulah hal yang sulit tentang menempatkan objek di orbit di sekitar Bumi. Selain keterbatasan ruang di sekitar planet kita, para peneliti juga berpendapat bahwa satelit Bumi saat ini dalam kondisi yang menyedihkan.

ISS harus terus-menerus mengubah posisi orbitnya untuk menghindari serpihan dari peluncuran pesawat ruang angkasa dan satelit sebelumnya, dan saat ini tidak ada undang-undang yang memaksa produsen untuk menyediakan sistem masuk kembali yang terkendali.

Ini berarti banyak satelit, termasuk Starlink, dikirim ke luar angkasa tanpa cara apa pun untuk menjatuhkannya secara terkendali.

3 Raksasa Satelit yang Siap Guncang Dunia Internet 2025, Bukan Monopoli Starlink Elon Musk

Dan, jika Anda meningkatkan jumlah satelit yang kembali ke Bumi dalam masuk kembali secara tak terkendali, Anda juga meningkatkan kemungkinan salah satu satelit tersebut mendarat di suatu tempat dan menyebabkan kerusakan.

Tentu saja, banyak di antaranya yang dirancang untuk hancur sepenuhnya saat memasuki atmosfer kembali.

Ubah 8 Ton Sampah Jadi Meja dan Kursi di Gerai Modern

Namun, hal itu juga menimbulkan sejumlah masalah tersendiri, karena penambahan logam ke atmosfer dapat berdampak pada perjuangan kita melawan perubahan iklim.

Meskipun penelitian ini sebagian besar fokus pada satelit Starlink, penting untuk dicatat bahwa ini bukan sekadar masalah yang harus dihadapi SpaceX.

7 Bukti Alien di Bumi: Penemuan Mengejutkan yang Mengguncang Dunia Sains

Ini adalah masalah yang perlu dipikirkan oleh siapa pun yang menempatkan pesawat antariksa ke orbit di sekitar Bumi. Badai Matahari memiliki efek negatif pada semua satelit.

Masalah satelit Bumi itu nyata, dan kita perlu mulai melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Satelit kayu adalah tempat yang baik untuk memulai, tetapi kita masih harus menempuh jalan panjang.

Pendiri SpaceX dan Tesla Inc. Elon Musk meluncurkan dan meresmikan layanan internet Starlink di Puskesmas Sumerta Kelod Denpasar, Bali, Minggu, 19 Mei 2024.

Internet Satelit Elon Musk Comeback, Starlink Kembali Dibuka di Indonesia Hari Ini

Internet satelit Elon Musk comeback. Starlink kembali dibuka di Indonesia hari ini.

img_title
VIVA.co.id
22 Juli 2025