5–20 Persen Orang Pernah Alami Ini, Pengalaman Keluar dari Tubuh yang Diungkap Sains
- Scientificamerican
Jakarta, VIVA – Kebanyakan orang menjalani hidup dengan perasaan terpaku pada kulit mereka. Tangan bergerak, kaki mengikuti, dan dunia tetap berada di depan mata mereka.
Namun, sebagian besar orang secara mengejutkan melaporkan bahwa mereka bisa lepas, melayang beberapa kaki di atas, dan melihat tubuh mereka sendiri dari luar.
Fenomena ini disebut pengalaman keluar dari tubuh (Out-of-Body Experience/OBE), alias mati suri, dari sudut pandang sains.
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 5 hingga 20 persen orang dewasa di dunia pernah menyentuh wilayah aneh ini setidaknya satu kali.
Kisah-kisah semacam itu muncul di ruang gawat darurat, tempat retret meditasi, dan bahkan di sofa ruang tamu saat tidur siang. Apa itu mati suri dan OBE?
Mati suri adalah kondisi di mana seseorang secara klinis dinyatakan mati (tidak ada detak jantung, napas, atau aktivitas otak terdeteksi), tetapi kemudian hidup kembali.
Dalam banyak kasus, orang yang mengalami mati suri melaporkan mengalami fenomena seperti melihat cahaya terang, merasakan kedamaian, atau bahkan melihat tubuh mereka sendiri dari luar. Pengalaman ini sering disebut sebagai Out-of-Body Experience (OBE).
OBE dalam Konteks Neurologis
Dari sudut pandang neurosains, OBE diduga merupakan hasil dari gangguan sementara dalam persepsi spasial tubuh yang diproses oleh lobus parietal, khususnya temporo-parietal junction (TPJ).
TPJ adalah area otak yang berperan dalam integrasi berbagai jenis input sensorik — termasuk posisi tubuh kita dalam ruang.
Penelitian menggunakan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) dan stimulasi magnetik transkranial (TMS) menunjukkan bahwa gangguan di area TPJ dapat menghasilkan sensasi bahwa diri seseorang berada di luar tubuhnya.
Apa yang Terjadi Selama Mati Suri?
Ketika tubuh berada dalam kondisi kritis — seperti serangan jantung atau trauma berat — otak mengalami penurunan pasokan oksigen.
Dalam kondisi hipoksia ini, bisa terjadi lonjakan aktivitas listrik singkat di otak sebelum benar-benar berhenti.
Studi pada hewan menunjukkan adanya "ledakan" aktivitas gamma (terkait kesadaran dan persepsi) dalam beberapa detik setelah jantung berhenti berdetak.
Menurut penelitian dari University of Michigan (2013), otak tikus mengalami lonjakan gelombang otak seperti yang terlihat saat kesadaran tinggi, tepat setelah kematian klinis.
Hal ini memberi petunjuk bahwa pengalaman mati suri mungkin merupakan hasil dari aktivitas otak terakhir yang intens sebelum kematian total.
Apakah Ini Bukti Kehidupan Setelah Mati?
Secara ilmiah, pengalaman OBE dan mati suri tidak bisa dianggap sebagai bukti pasti adanya kehidupan setelah mati.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pengalaman ini adalah hasil dari mekanisme otak dalam merespons trauma ekstrem, hipoksia, atau efek dari obat bius dan neurotransmitter seperti dopamin dan endorfin.
Mati suri dan OBE adalah pengalaman subjektif yang sangat kuat dan emosional. Meski sering dipandang sebagai bukti spiritual atau metafisis, ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa ada penjelasan neurologis dan fisiologis yang masuk akal untuk fenomena ini.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk memahami bagaimana kesadaran bekerja dalam kondisi ekstrem — dan mungkin, untuk menjawab pertanyaan paling mendalam manusia tentang hidup dan mati.