Sampah Diubah Jadi Berkah

Ilustrasi sampah plastik.
Sumber :
  • VIVA/Syahdan Nurdin

Surabaya, VIVA – Kondisi pencemaran dan penanganan sampah di badan dan aliran sungai sendiri yang ada di kota-kota besar terus mendapat perhatian besar dari masyarakat.

18 Juta Botol Plastik Disulap Jadi Sepatu Cantik

Bentuk kewenangan terkait pengelolaan sungai di Indonesia turut menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam penanganan sampah yang ada di bantaran dan aliran sungai di Indonesia.

Beberapa situasi ditunjukkan dalam penanganan sampah sungai yang belum maksimal serta keberadaan bangunan liar yang ikut memicu sampah masuk ke aliran sungai, maupun kebocoran sampah sungai yang masih terus terjadi setiap hari.

UMB Luncurkan Inisiatif Hijau: Dari Bank Sampah hingga Teknologi Konservasi Air

Kota Surabaya, Jawa Timur, akan menjadi lokasi gelombang pertama pelaksanaan proyek kemitraan Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut Indonesia.

Melalui kemitraan antara lembaga internasional United Nations Development Programme (UNDP) di Indonesia dan Clean Rivers Ltd., yang berbasis di Abu Dhabi, pelaksanaan gelombang pertama proyek penanganan sampah plastik di sungai akan dimulai di Kali Tebu, Surabaya.

Soal Tingkat Polusi Udara Tertinggi di Dunia, Segini Peringkat Indonesia

"Kemitraan yang dilakukan di Surabaya ini adalah bentuk komitmen kami, dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah UEA, agar bersama-sama Pemerintah Kota Surabaya dapat melakukan transformasi penanganan sampah di sungai yang mengedepankan kolaborasi lintas lembaga pemerintah serta peran aktif dari masyarakat," ungkap CEO Clean Rivers Ltd., Deborah Backus.

Ilustrasi Bank Sampah

Photo :
  • freepik.com/freepik

Ilustrasi Bank Sampah

Photo :

Ilustrasi Bank Sampah

Photo :
Sementara itu, Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Rofi Alhanif, memaparkan bahwa penanggulangan sampah di aliran Kali Tebu memang dibutuhkan untuk mencegah sampah masuk ke perairan laut.

“Dukungan program ini tentunya hanya satu dari berbagai upaya penanganan sampah yang kita kolaborasikan bersama, termasuk beberapa upaya lainnya seperti pendekatan sirkular ekonomi dan penanganan sampah yang turut dikelola oleh kelompok masyarakat,” jelas dia.

Bagi Pemerintah Kota Surabaya, saat ini kapasitas penanganan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo saat ini terbatas sebanyak 1.530 ton/hari.

Dengan timbulan sampah yang mencapai 1.810 ton/hari, kondisi ini meninggalkan hampir 300 ton sampah per hari di Kota Surabaya yang masih membutuhkan penanganan sampah melalui peran aktif seperti bank sampah, kelompok masyarakat, penanganan sampah organik, dan sebagainya.

Ilustrasi sampah.

Photo :
  • Pixabay/Romi

Deborah Backus dan Rofi Alhanif bersama Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) juga mengunjungi salah satu kelompok Gerakan Sedekah Sampah (GRADASI) yang ada di Kelurahan Balas Klumprik, sebagai salah satu bentuk integrasi penanganan sampah berbasis komunitas.

Melalui pengelolaan sampah anorganik di Bank Sampah dan Gerakan Sedekah Sampah di RW 05 Kelurahan Balas Klumprik, serta pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak, warga telah menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berdaya guna.

Ditambah dengan inisiatif penanaman mangrove dan urban farming, RW 05 tak hanya menangani sampah dari rumah tangga, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan pangan secara lokal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya