DNA Unik dan ‘Urban Chess’ Sukses Mengubah Lahan Terabaikan jadi Ladang Emas
- www.pixabay.com/qimono
Jakarta, VIVA – Secara ilmiah, DNA (Deoxyribonucleic Acid) adalah materi genetik yang terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup.
DNA membawa informasi biologis yang menentukan ciri-ciri fisik dan fungsi tubuh, seperti warna mata, golongan darah, hingga kemampuan tubuh merespons lingkungan.
Singkatnya, DNA adalah kode unik yang membentuk identitas dan karakter dasar setiap makhluk hidup. Dalam dunia pemasaran, istilah "DNA brand" atau "DNA merek" digunakan secara metaforis untuk menggambarkan identitas inti dan karakter fundamental sebuah merek.
Seperti DNA pada makhluk hidup, DNA brand mencakup elemen-elemen yang tidak terlihat secara langsung, namun sangat menentukan bagaimana merek itu dikenali, dirasakan, dan diingat oleh konsumen.
DNA brand berfungsi sebagai 'penunjuk arah' strategis yang membantu perusahaan untuk:
- Bersikap konsisten dalam komunikasi dan perilaku merek.
- Membedakan diri dari kompetitor.
- Membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
- Mengambil keputusan yang sesuai dengan identitas dan tujuan jangka panjang.
Begitu pula dengan One Global Capital. Setiap proyeknya membawa DNA Five Dock, yakni akuisisi berbasis keyakinan, utang rendah, arus kas nyata, dan kenaikan nilai jangka panjang. “Kami hanya butuh 1.000 orang yang berpikir seperti kami — yang ingin membangun kota, bukan sekadar portofolio,” kata Iwan Sunito.
Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur itu punya andil besar dalam memajukan Five Dock — kawasan suburban di Sydney, Australia. Dengan modal awal 'hanya' Rp150 miliar, pengusaha berdarah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tersebut mampu mencetak Rp1 triliun untuk properti yang berada di sana.
"Kawasan ini (Five Dock) sebelumnya (oleh pengembang) tidak dilirik sama sekali. Bahkan, lahan yang kami akuisisi tahun 2002 silam, semula hanya berupa showroom mobil bekas dengan ceceran oli di sana-sini dan bising oleh deru truk-truk bermuatan berat yang melintas," kenang Iwan Sunito.
Namun, saat banyak pengembang mengabaikannya, pria yang besar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini justru melihat sebuah peluang emas — bukan hanya mengembangkan sebidang tanah, melainkan membangun masa depan kota.
Singkat cerita, momentum besar datang pada 2019, saat Pemerintah New South Wales (NSW) meluncurkan Parramatta Road Transformation Strategy, yang mengubah aturan zonasi dan membuka potensi besar di koridor ini.
Alhasil, kawasan Five Dock ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru, dengan stasiun metro modern yang akan menghubungkan Parramatta dan Sydney Central Business District (CBD) secara cepat dan efisien.
Alhasil, Five Dock, yang dahulu dipandang sebelah mata, kini berdiri di garis depan perubahan. Zonasi lahan berubah secara dramatis. Potensi GFA (Gross Floor Area) melonjak menjadi 65 ribu meter persegi dan membuka kesempatan pembangunan 750 apartemen.
Lahan yang dibeli Iwan Sunito dan koleganya hanya Rp150 miliar di 2002, kini nilainya meroket menjadi Rp1 triliun, dengan potensi pengembangan senilai lebih dari Rp10 triliun.
"Saya punya filosofi berbeda, yakni urban chess. Jadi, setiap akuisisi yang dilakukan, dievaluasi dari sisi urban, baik perubahan zonasi, kebijakan infrastruktur, serta proyeksi pertumbuhan kota. Pada akhirnya, nilai investasi terbaik tercapai bahkan sebelum pengurusan IMB (izin mendirikan bangunan). Kesabaran itu kini membuahkan hasil berlipat ganda," kenang Iwan Sunito, Pendiri dan Kepala Eksekutif One Global Capital.
Menurutnya, Five Dock menjadi lebih dari sekadar proyek tapi merupakan titik balik. Ia juga menerangkan bahwa One Global Capital bukan institusi dana atau pula platform urun dana (crowdfunding) massal.
"Ini adalah jalur investasi yang eksklusif, personal, dan kolaboratif. Model hybrid ini memungkinkan mitra pasif menikmati hasil stabil, sementara mitra aktif ikut membentuk proyek sejak tahap awal. Banyak mitra baru kami berasal dari AS dan China," ujarnya. Kini, jaringan sindikasi 1.000 mitra eksklusif One Global Capital sedang dibangun — untuk proyek-proyek di Sydney, Jakarta, Los Angeles, dan Singapura.