Petani Sekarang Bisa 'Nyantai' Panen Tomat
- Pixabay.com
Jakarta, VIVA — Akses petani ke lahan pertanian di Desa Suco Lor, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, kini semakin mudah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja petani.
Tidak hanya membuka akses fisik ke lahan, jalan usaha tani atau JUT ini juga membantu menekan biaya operasional serta mengurangi beban tenaga kerja.
Sebagai gambaran, biasanya untuk panen tomat dari 1.000 tanaman dibutuhkan empat orang tenaga kerja, tapi sekarang cukup dua orang karena motor sudah bisa masuk ke lahan pertanian.
Dengan akses kendaraan yang lebih dekat ke area tanam tomat, petani dapat mengangkut hasil panen sendiri, tanpa harus bergantung penuh pada tenaga angkut.
Efisiensi waktu dan biaya ini sangat dirasakan oleh para petani di Suco Lor. “Petani senang karena motor bisa masuk sampai ke sawah,” ujar Hidayat Jati, salah satu petani.
Proyek jalan usaha tani ini juga disambut antusias para petani lainnya. Sugianto, misalnya, mengaku semangatnya meningkat sejak akses jalan diperbaiki.
"Tentu saja keberadaan jalan ini membuat potensi penghasilan petani semakin meningkat. Jalan mulus, fulus makin maknyus,” tuturnya.
Jalan usaha tani (JUT) adalah program yang dibangun oleh PT East West Seed Indonesia (Ewindo), perusahaan benih sayuran hibrida Cap Panah Merah.
Menurut Senior GM HR and Corporate Secretary Ewindo, Faisal Reza, program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendampingi petani mencapai 'Panen Makmur' — sebuah visi di mana produktivitas, keberlanjutan, dan kesejahteraan petani berjalan beriringan.
"Komitmen ini dijalankan melalui enam prinsip utama," kata dia. Keenamnya yaitu memberikan pelayanan unggul untuk mendukung keberhasilan petani, menyediakan varietas benih sayur yang sesuai dengan kondisi lokal dan kebutuhan pasar, memanfaatkan sumber daya alam dengan penuh kesadaran demi keberlangsungan ekosistem.
Lalu, mengintegrasikan teknologi inovatif untuk kemajuan sistem hortikultura yang berkelanjutan, menyelaraskan pertanian hortikultura dengan kondisi lingkungan lokal yang unik dan mendorong faktor pendukung lain yang memperkuat sistem pertanian hortikultura yang berkelanjutan.