Melon Sehat dan Segar, tapi Ada 'Musuh Tak Terlihat' yang Mengancam

Buah melon.
Sumber :
  • Pixabay/Jill Wellington

Jakarta, VIVA – Melon merupakan salah satu buah yang sangat digemari. Dari salad buah hingga jus, melon menawarkan kesegaran dan segudang manfaat kesehatan. Melon juga kaya akan nutrisi. Buah ini merupakan sumber yang sangat baik untuk:

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrem hingga Kemarau Mundur Akhir-akhir Ini

- Vitamin C: Penting untuk kekebalan tubuh, kesehatan kulit, dan penyerapan zat besi.

- Vitamin A (dalam bentuk beta-karoten): Baik untuk penglihatan, pertumbuhan sel, dan fungsi kekebalan tubuh.

Jakarta-Banten Belum Perlu OMC, BNPB Lanjutkan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir

- Kalium: Mineral penting untuk menjaga tekanan darah normal dan fungsi otot.

- Antioksidan: Seperti zeaxanthin dan lutein, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Ini Alasan Vaksinasi Influenza Penting Sebelum Bepergian

- Serat: Membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus.

Selain itu, kandungan airnya yang tinggi menjadikan melon pilihan yang sangat baik untuk hidrasi, terutama saat cuaca panas.

Melon tumbuh subur di daerah beriklim hangat dengan banyak sinar Matahari. Tanahnya perlu gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase yang baik untuk mencegah genangan air yang bisa merusak akar.

Petani sering kali menggunakan metode penyangga atau trellis untuk menopang batang dan buah melon, terutama varietas dengan buah yang besar.

Ini tidak hanya membantu menjaga buah tetap bersih dan mencegah penyakit, tetapi juga mengoptimalkan sirkulasi udara di sekitar tanaman.

Namun, di balik popularitasnya, ada proses produksi yang kompleks serta berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutan panen buah ini.

Hal tersebut dialami petani di Jawa Timur. Performa tanaman yang menurun menjadi perhatian utama para petani, terutama akibat cuaca ekstrem dan meningkatnya potensi serangan virus tanaman.

Di berbagai wilayah seperti Nganjuk, Madiun dan Kediri, tanaman melon yang biasanya tumbuh optimal mengalami gangguan pada fase pembentukan dan pembesaran buah.

Penyebab utamanya karena infeksi virus tanaman yang menyebar cepat saat kelembapan tinggi, mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak seragam dan buah tidak berkembang dengan baik.

Buah melon dari lahan terdampak terlihat lebih kecil dari ukuran normal, permukaannya kasar, dan warnanya kurang cerah. Bahkan, beberapa mengalami keretakan atau bentuk yang tidak sempurna, sehingga tidak memenuhi standar kualitas pasar.

Kondisi cuaca ekstrem turut memperburuk situasi. Ketika suhu tidak stabil dan curah hujan tinggi, tanaman menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan penurunan performa secara keseluruhan.

"Kami menghadapi banyak hambatan dalam menjaga kualitas melon akibat virus tanaman. Kami butuh pengendalian penyakit tanaman serta peningkatan akses terhadap varietas benih yang tahan virus," kata Arif Nur Azis dan Edi, dua petani melon asal Desa Purwotengah, Kediri, berkeluh kesah.

Sementara itu, Mujet, owner Saclar Buah Group di Kediri, berharap pemerintah merespons kondisi ini dengan meningkatkan edukasi bagi petani serta penguatan sistem monitoring kesehatan tanaman.

"Situasi ini menjadi penting bahwa sektor pertanian hortikultura, khususnya buah melon, membutuhkan sistem pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika iklim serta potensi serangan virus tanaman," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya