Begini Cara Bikin Wi-Fi Rumah Bebas Jeda
- Blacktubi
VIVA – Hadirnya jaringan Wi-Fi di rumah saat ini sudah bukan barang baru, teknologi internet nirkabel ini mulai diaplikasikan di hunian sejak lebih dari 10 tahun lalu.
Namun, kala itu perangkat yang digunakan masih memakai teknologi lama, di mana untuk memperluas area dibutuhkan penguat sinyal atau range extender.
Sisi negatif dari penggunaan alat itu adalah, perangkat yang terhubung ke jaringan Wi-Fi bakal mengalami jeda atau lag ketika pindah lokasi. Bahkan, terkadang pengguna harus melakukan login kembali.
Marketing Manager TP-Link Indonesia, Yoshia mengatakan bahwa saat ini ada solusi untuk permasalahan tersebut, yakni sebuah teknologi yang diberi nama mesh network.
Teknologi mesh merupakan inovasi dalam menciptakan jaringan yang luas dan stabil, tanpa repot menambah perangkat range extender.
Secara umum fungsi dari mesh sama dengan range extender, namun teknologi ini menggabungkan beberapa router untuk membentuk satu jaringan terpadu. Alhasil, pengguna tidak perlu khawatir ada jeda karena setiap perangkat mesh merupakan router.
“Teknologi mesh memberikan jangkauan Wi-Fi yang lebih luas dan menghilangkan dead zones. Seamless roaming yang diciptakan memberikan kenyamanan internetan tanpa jeda, pengguna dapat leluasa bergerak di dalam rumah dan tetap terkoneksi,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu 12 Juni 2021.
Contoh keunggulan teknologi mesh, kata Yoshia yakni Mercusys Halo S3. Teknologi ini dapat melayani banyak perangkat terhubung secara bersamaan, sangat cocok untuk pengguna yang juga memiliki sistem smart home di rumah. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp300 ribuan.
Mercusys Halo S3 menawarkan kecepatan nirkabel hingga 300 Mbps, serta dilengkapi dengan teknologi mesh di mana setiap unit bekerja sama untuk membentuk satu jaringan rumah utuh terpadu dengan satu nama Wi-Fi dan satu kata sandi.
Sarifah Minta Komdigi Atasi Masalah Blank Spot daripada Larang Akses Starlink
Wacana pelarangan penggunaan layanan satelit Starlink di Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menuai polemik.
