5 Mitos Baterai HP yang Masih Dipercaya Banyak Orang, Padahal Salah!

Baterai HP, Charger HP
Sumber :
  • freepik

Jakarta, VIVA – Meski teknologi baterai smartphone terus berkembang, banyak pengguna yang masih mempercayai berbagai mitos seputar cara merawat baterai. Mitos-mitos ini sudah beredar sejak era ponsel feature phone dan tetap dipercaya hingga kini, bahkan ketika jenis baterai sudah berubah menjadi lithium-ion atau lithium-polymer.

Hati-Hati, Aplikasi Bawaan Ini Bikin Baterai HP Android Cepat Habis

Beberapa di antaranya terdengar logis, namun justru bisa berdampak buruk bagi umur baterai jika terus dilakukan. Memahami fakta di balik mitos ini penting agar pengguna bisa merawat baterai ponsel dengan cara yang benar dan memperpanjang usia pakainya.

Artikel ini mengulas sejumlah mitos paling umum seputar baterai HP dan menjelaskan mana yang salah kaprah dan mana yang masih relevan, berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Mitos atau Fakta: Reset Pabrik Bikin Baterai HP Awet Kembali?

Baterai HP, Charger HP

Photo :
  • freepik

1. Mitos: Baterai Harus Dikuras Hingga 0% Sebelum Diisi Ulang

Kapan Harus Matikan GPS, Bluetooth dan Wi-Fi? Ini Waktu Terbaiknya!

Fakta: Ini adalah mitos lama yang tidak berlaku untuk baterai lithium-ion modern. Baterai jenis ini justru lebih awet jika tidak dibiarkan kosong total. Membiarkan baterai habis hingga 0% secara terus-menerus dapat mempercepat degradasi baterai. Idealnya, isi ulang baterai saat tersisa sekitar 20–30%.

2. Mitos: Mengisi Baterai Semalaman Merusak Baterai

Fakta: Sebagian besar smartphone masa kini sudah dilengkapi dengan fitur charging management yang otomatis memutus aliran listrik saat baterai mencapai 100%. Apple dan Samsung, misalnya, memiliki fitur adaptive charging yang memperlambat pengisian agar baterai tidak terisi penuh terlalu cepat saat ditinggal semalaman. Namun, tetap disarankan untuk tidak membiasakan mengisi semalaman setiap hari untuk menjaga suhu tetap stabil.

3. Mitos: Harus Menggunakan Charger Asli Pabrik

Fakta: Penggunaan charger pihak ketiga tidak selalu berbahaya, selama charger tersebut memiliki sertifikasi keamanan (seperti CE, FCC, atau MFI untuk perangkat Apple) dan mendukung standar pengisian cepat resmi (Quick Charge, USB-PD, dll). Charger KW atau tanpa sertifikasi memang berisiko merusak baterai dan perangkat.

4. Mitos: Mode Hemat Daya Bisa Merusak Sistem

Fakta: Justru sebaliknya. Mode hemat daya didesain oleh produsen untuk mengurangi aktivitas latar belakang dan efisiensi penggunaan baterai. Mode ini aman digunakan kapan pun dan bahkan dapat memperpanjang umur baterai karena mengurangi beban kerja prosesor dan sensor.

5. Mitos: Suhu Tidak Berpengaruh pada Kesehatan Baterai

Fakta: Suhu adalah salah satu faktor paling berpengaruh pada performa dan usia baterai. Paparan panas berlebihan dari penggunaan berat saat mengisi daya, atau ditinggal dalam mobil yang panas, bisa menyebabkan baterai menggelembung dan performa menurun. Suhu ideal saat pengisian baterai adalah antara 15–25°C.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya