Tolok Ukur Seorang Muslim Dianggap Mampu untuk Berkurban saat Idul Adha

Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di pasar hewan
Sumber :
  • ANTARA/Yulius Satria Wijaya

58 Persen Kelas Menengah RI Rentan Jatuh Miskin, Ini 5 Cara Lindungi Keuangan Anda

Adapun menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam buku Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj disebutkan bahwa tolok ukur seseorang dikatakan mampu berkurban adalah ketika sudah memiliki rezeki yang lebih untuk dirinya dan keluarganya, mulai dari pakaian dan makanan, sejak hari raya Idul Adha hingga tiga hari setelahnya (hari tasyrik).

Sementara menurut Imam Ibnu Hajar alasan seseorang dikatakan mampu adalah ketika sudah memiliki rezeki yang lebih dari kebutuhannya, karena kurban merupakan bagian dari sedekah. Karena bagian dari sedekah, maka orang yang hendak berkurban harus tercukupi semua kebutuhannya mulai dari hari raya hingga hari tasyrik.

Rela Makan Telur dan Roti Tiap Hari, Gadis Ini Jalani Frugal Living Sukses Nabung Rp1,5 Miliar di Usia 24 Tahun

Dari beberapa penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa batas atau kriteria seseorang dikatakan mampu untuk berkurban adalah jika sudah memiliki rezeki yang lebih dari kebutuhannya, baik kebutuhan dirinya maupun kebutuhan keluarganya. Jika tidak, maka ia tergolong orang-orang yang tidak mampu untuk berkurban.

Ilustrasi Asuransi Syariah

Tren Asuransi Syariah Menggeliat, Fokus pada Proteksi hingga Warisan Finansial

Asuransi syariah berkembang di tengah kenaikan biaya hidup. Produk baru hadir dengan proteksi hingga 150 persen dan opsi wakaf untuk warisan finansial.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2025