Deretan Hadis Dhaif yang Beredar Seputar Ramadhan
Jakarta – Dalam ajaran Islam, penting bagi setiap amalan untuk didasarkan pada Al-Qur'an dan hadis Rasulullah yang sahih. Tujuannya adalah agar orang-orang yang memiliki niat buruk tidak dapat memasukkan pemikiran atau ajaran lain yang tidak sesuai.
Bagi umat Islam, sangat penting untuk membedakan antara hadis yang sahih dan lemah (dhaif), dengan tujuan agar dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah. Berikut deretan hadisnya:
Hadis 1
Ilustrasi Tidur
- Unsplash
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do'anya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya."
Hadis ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di Syu'abul Iman (3/1437). Al Hafidz Al Iraqi mengatakan bahwa hadis tersebut dhaif dalam Takhrijul Ihya (1/310).
Hadis 2
"Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1. 000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu' (sunnah). Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun" Kemudian para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa." Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berkata, "Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka."
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu 'Adi dalam Al Kamil Fid Dhu'afa (6/512), Al Mudziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115).