Inspiratif, Kisah Christian Saputra, Membangun Bisnis Batik dari Nol hingga Capai Omzet Ratusan Juta
- dok pri
"Mencari pembatik yang tepat cukup menantang. Kami mencari yang memiliki keahlian dan citra yang sesuai dengan merek kami. Kami ingin memproduksi batik yang memadukan unsur klasik/tradisional dengan kesan modern, sehingga dapat dikenakan oleh semua kalangan dan usia," jelas Christian.
Setelah perjalanan penelitian dan riset pasar selama empat tahun, pada tahun 2015, Christian, Juan, dan Gisella resmi meluncurkan merek batik mereka dengan nama Batik Concept. Dengan modal awal sekitar 20 juta rupiah, mereka menggunakan konsep "trading" di mana mereka menawarkan desain kepada pelanggan, dan jika pelanggan menyukainya, baru mereka memesan dari pembatik. Mereka juga memanfaatkan kekuatan media sosial seperti Instagram untuk berjualan secara online.
Kehadiran Batik Concept sebagai merek batik tulis dengan konsep tersebut menjadi salah satu yang pertama di pasaran. Ini membantu mereka meraih omzet puluhan juta rupiah per bulan. Mereka juga menjalin kolaborasi dengan influencer untuk membentuk pasar dan menciptakan tren baru.
Ilustrasi Membatik
- ist
Tidak berhenti di situ, Batik Concept terus berinovasi dengan menghadirkan konsep Batik kustom atau custom tailor. Konsep ini memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan setelan batik impian mereka melalui satu layanan.
"Kami ingin citra batik itu bisa dipakai semua orang, termasuk anak-anak muda. Kalau mereka tidak suka batik yang motifnya terlalu tradisional, atau warna sogaan. Kami punya produk yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dan pastinya mengikuti trend yang sedang happening,"Â
Pada tahun 2018, Christian memutuskan untuk membuka butik khusus Batik Concept di Menteng, Jakarta Pusat. Keputusan ini didasarkan pada keberhasilan mereka dalam membangun basis pelanggan yang setia dan produk unggulan yang menarik minat pelanggan baru. Keputusan tersebut terbukti sukses, dengan omzet Batik Concept mencapai angka ratusan juta rupiah per bulan dan menarik minat tidak hanya dari selebriti dan influencer, tetapi juga pejabat pemerintahan.
Meskipun usaha batik mereka terdampak oleh pandemi COVID-19, Christian bersyukur karena mereka dapat bertahan dan tidak ada pembatik atau penjahit yang kehilangan pekerjaannya. Mereka berhasil mengatasi penurunan penjualan dengan memproduksi masker batik dan terus mempertahankan pendapatan bagi penjahit mereka.