Doa Awal Puasa Ramadan Sesuai Anjuran Rasulullah Lengkap dengan Artinya
- vstory
Jakarta, VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan awal Ramadan 2025 melalui sidang isbat yang menggabungkan metode rukyatul hilal (pengamatan langsung) dan hisab (perhitungan astronomi).
Sidang isbat ini dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 17.00 WIB di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat. Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan Kemenag, awal Ramadan diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Namun, kepastian resminya baru akan diumumkan setelah sidang isbat. Jika hilal terlihat sesuai kriteria imkanur rukyat, maka 1 Ramadan akan dimulai pada 1 Maret 2025. Sebaliknya, jika hilal tidak tampak, bulan Syaban akan disempurnakan menjadi 30 hari, sehingga Ramadan dimulai pada Minggu, 2 Maret 2025.
Sebagai bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat, Ramadan menjadi momen bagi setiap Muslim untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang dianjurkan saat menyambut Ramadan adalah membaca doa.
Doa Awal Ramadan yang Diajarkan Rasulullah
Membaca doa awal Ramadan bertujuan untuk memohon kelancaran ibadah puasa serta keberkahan selama bulan suci ini. Dengan doa, seorang Muslim meneguhkan niatnya untuk beribadah dengan ikhlas dan berharap mendapatkan ridha Allah SWT.
Dikutip dari NU Online, berikut doa yang diajarkan Rasulullah saw dalam riwayat Imam At-Thabrani dan Imam Ad-Dailami:
اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ
Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī.
Artinya: "Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) bulan Ramadan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di bulan Ramadan.”
Doa Menyambut Hilal Ramadan
Selain doa di atas, Rasulullah saw juga mengajarkan doa yang dibaca saat melihat hilal Ramadan. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud:
هِلالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ )مرتين(، آمَنْتُ بِالَّذِي خَلَقَكَ )ثَلاث مرات(، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي ذَهَبَ بِشَهْرِ كَذَا ، وَجَاءَ بِشَهْرِ كَذَا
Hilālu rusydin wa khairin (2 kali), āmantu bil ladzī khalaqaka (3 kali), alhamdulillāhil ladzī dzahaba bi syahri kadzā, wa jā’a bi syahri kadzā.
Artinya: “Bulan petunjuk dan kebaikan (2 kali). Aku beriman kepada Tuhan yang menciptakanmu (3 kali). Segala puji bagi Allah yang menghilangkan bulan itu, dan mendatangkan bulan ini.” (HR Abu Dawud)
Doa Awal Ramadan dari Syekh Ibnu Hajar al-Haitami
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami juga menyampaikan redaksi lain dari doa awal bulan Ramadan yang terdapat dalam kitab Ithafu Ahlil Islam bi Khushushiyyatish Shiyam (109):
اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ العَظِيْمِ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الشَّهْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْقَدَرِ، وَمِنْ شَرِّ الْمحَشْرِ
Allāhu akbaru, lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīmi. Allāhumma innī as’aluka khaira hādzas syahri, wa a‘ūdzu bika min syarril qadari, wa min syarril mahsyari.
Artinya: “Allah Maha Besar. Tiada daya dan upaya kecuali berkat pertolongan Allah yang Maha Agung. Aku memohon kepada-Mu kebaikan bulan ini (Ramadan). Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan takdir dan keburukan mahsyar.”
Membaca doa-doa ini dapat menjadi bagian dari persiapan dalam menyambut bulan Ramadan. Dengan niat yang tulus dan doa yang khusyuk.