Adaptif Terhadap Zaman: Kunci Bertahan di Era Disrupsi
- SAP
Jakarta, VIVA – Perubahan zaman yang cepat dan penuh ketidakpastian menuntut individu maupun institusi untuk senantiasa beradaptasi. Dalam momentum Global Alumni Gathering Anniversary University of Birmingham (UoB) bertajuk 125 Years Weaving Connection, Strengthening Synergy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan refleksi penting mengenai urgensi kemampuan adaptif sebagai modal utama menghadapi disrupsi.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan ilmu yang kita pelajari di masa lalu. Dunia berubah cepat. Yang bertahan adalah mereka yang terus belajar, terus memperbarui pengetahuannya,” ujar Pratikno di hadapan para alumni University of Birmingham Indonesia di Paragon Community Hub, Jakarta. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Ia menekankan bahwa kecepatan belajar dan kemampuan beradaptasi jauh lebih relevan dibanding sekadar kecerdasan akademik. Dalam konteks ini, kemampuan untuk menyerap perkembangan teknologi dan menerapkannya secara bijak menjadi kunci untuk tetap relevan di dunia yang dinamis.
Teknologi dan Tantangan Sosial
Pratikno juga menyoroti dampak disrupsi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), terhadap struktur sosial dan dunia kerja. Menurutnya, kemajuan teknologi tidak hanya membawa efisiensi, namun juga berisiko mereduksi nilai-nilai sosial jika tidak diarahkan dengan prinsip humanistik.
“Kita perlu mengembangkan teknologi yang berpusat pada manusia. Jangan sampai kemajuan teknologi justru melemahkan kohesi keluarga dan solidaritas sosial,” ujarnya.
Pesan ini menjadi relevan dalam konteks pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan, khususnya dalam menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045.
Alumni Sebagai Agen Perubahan
Acara yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni University of Birmingham Indonesia ini bukan sekadar reuni, melainkan forum kolaborasi strategis yang melibatkan alumni lintas generasi sebagai agen perubahan. Dalam sambutannya, Ketua Umum Ikatan Alumni UoB, Redita Aliyah, menegaskan bahwa alumni tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi mitra strategis pembangunan masa depan.
“IA UoB bukan hanya komunitas alumni, tapi juga mitra strategis pemerintah dalam membangun SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Redita.
Selama setahun terakhir, Ikatan Alumni UoB telah melaksanakan lebih dari 20 kegiatan yang berdampak nyata bagi masyarakat, menunjukkan peran aktif alumni dalam membangun kontribusi sosial.
Dalam sesi talkshow, para pembicara seperti Salman Subakat (Co-Founder Paragon Corp), Masyithoh Annisa (Staf Ahli Kementerian Kebudayaan), dan Fikha Luthfi (Division Head of Human Capital, PT ANTAM Tbk) berbagi wawasan tentang pentingnya inovasi, keberagaman, dan pembelajaran berkelanjutan di tengah tantangan global.
Kepala Departemen Public Relations Ikatan Alumni, Rheza Ariftha Gentha, turut menekankan pentingnya komunikasi strategis sebagai sarana memperkuat identitas dan membangun solidaritas antar alumni.
“Kami mendorong alumni untuk menjadi komunikator perubahan,” ujar Rheza.