Minum Jus Jambu, Kurma dan Angkak Bisa Sembuhkan DBD?

Kurma
Sumber :
  • Pixabay/ jackmac34

VIVA –Indonesia jadi salah satu negara dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi. Ini tak mengherankan karena Indonesia termasuk dalam negara tropis, yang merupakan tempat berkembangnya nyamuk yang membawa virus DBD.

DBD Bisa Sebabkan Kematian! Ahli: Ini Bukan Penyakit Musiman, Kena 2 Kali Bukan Kebal Tapi Jadi Lebih Parah

Kebanyakan orang Indonesia pun yakin, DBD bisa disembuhkan dengan mengonsumsi jus jambu, kurma, hingga buah angkak. Benarkah minuman ini ampuh menyembuhkan DBD?

Mengenai hal ini, Spesialis Penyakit Dalam, dr Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD di acara AYO HIDUP SEHAT yang tayang di tvOne mengatakan bahwa sesungguhnya, pasien DBD sangat membutuhkan banyak cairan. Sehingga apapun  cairan yang dikonsumsi akan sangat membantu.

Kasus di Minahasa Utara Melonjak dalam 3 Tahun Terakhir, Ahli Tegaskan DBD Bukan Penyakit Musiman

"Jadi jus jambu, jus kurma, dan angkak dibilang ampuh sembuhkan DBD itu mitos. Intinya kita perlu cairan. Mau jus apa aja boleh, mau jambu, kurma, apa aja boleh yang peting cairan," katanya.

Sementara itu, untuk jus angkak, dr Wisnu justru tak menyarankan penderita DBD mengonsumsi buah ini, meski banyak yang meyakini, buah angkak bisa membantu penderita DBD meningkatkan trombosit.

Indonesia Ulang Tahun yang ke-57, Tapi Soal DBD!

"Angkak untuk meningkatkan trombosit, ini sayangnya juga mitos, yang dipentingkan cairannya. Angkak itu sebenarnya justru tidak disarankan, sebab penderita yang makan atau minum buah ini buang air kecil dan air besarnya jadi merah."

Yang dikhawatirkan, penderita DBD biasanya mengalami perdarahan. Nah, jika keluar buang air kecil atau buang air besar berwarna merah, dikhawatirkan ini justru perdarahan.

"Takutnya dokter tidak bisa membedakan apakah ini perdarahan atau tidak. Untuk itu mereka penderita penyakit ini tidak disarankan untuk mengonsumsi angkak."

Ilustrasi nyamuk.

Warning! Penularan Dengue Sudah Menjangkau Lebih dari 87 Persen Wilayah Indonesia

Hingga 16 Mei 2025, telah tercatat 56.269 kasus dan 250 kematian yang tersebar di 456 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
26 Mei 2025