Ternyata Orangtua jadi Salah Satu Penyebab Anak Obesitas

Arya bocah obesitas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Beberapa waktu belakangan ini ditemukan kasus obesitas pada anak di Karawang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat dampak yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Kondisi obesitas pada anak berpotensi memicu terjadinya penyakit-penyakit pada anak-anak tersebut seperti resitensi insulin dan DM tipe 2, hipertensi. Selain itu, hiperlipidemia, gangguan jantung, gangguan pada hati dan ginjal, gangguan pada sendi juga berisiko intai anak dengan masalah obesitas.

62,09 Persen ASN Jakarta Obesitas, Dinkes DKI: Jadi Perhatian Serius

Keluhan-keluhan yang sering muncul pada mereka yang mengalami obesitas adalah gangguan bernapas, sleep apnea ( sesak nafas saat tidur), gangguan konsentrasi, mudah lelah yang tentunya akan menurunkan kemampuan belajar dan ketidakmampuan untuk memobilisasi diri sendiri. Keadaan ini mendesak kita untuk memberikan perhatian lebih pada kasus ini karena masa depan bangsa bergantung pada tingkat kesehatan mereka saat ini.

Baca Juga: Kim Kardashian dan 5 Seleb Terkenal yang Mengidap Lupus

Gaya Hidup Tak Sehat dan Stres Bisa Picu Obesitas, Ini Cara Mencegahnya

"Jika obesitas anak ini terabaikan maka pada akhirnya akan menurunkan kualitas angkatan kerja kita di masa mendatang dan menurunkan kemampuan negara dalam berkompetisi di tingkat dunia," kata spesialis kedokteran olahraga di RS Mitra Kemayoran dan Direktur Slim and Health Sport Centre Jakarta, dr Michael Triangto, SpKO seperti dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA.

Dia melanjutkan secara klasik mengatasi obesitas pada pasien dewasa adalah dengan mengurangi asupan kalori melalui program diet yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisik. Namun hal ini tidak dapat langsung di aplikasikan pada anak karena mereka bukanlah miniatur orang dewasa.

Menkes Ungkap 500 Ribu Orang Meninggal Tiap Tahun di RI karena Penyakit Jantung dan Stroke

"Oleh sebab itu perlu disiapkan strategi khusus dalam mengatasi kasus ini dan bukan hanya diselesaikan dengan jalan operasi bariatrik," kata dia.

Menurut dr Michael Triangto, Strategi tersebut antara lain. :

Pertama, mengubah pola makan yang ada dan bukan dengan diet ketat semata karena pasiennya adalah anak yang masih membutuhkan pertumbuhan tubuh yang optimal.

Kedua, meningkatkan aktivitas fisik dalam bentuk permainan dan bukan latihan beban yang nantinya meningkatkan resiko cedera (perlu diingat bahwa mereka meski bertubuh “bongsor” namun sebenarnya pertumbuhannya masih belum selesai). Menjaga motivasi anak untuk mau tetap melakukan aktivitas fisik karena latihan yang dilakukan dirasakan sebagai bagian dari permainan dan bukan keharusan melakukan “olahraga”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya