Kematian Akibat Kanker Payudara Dapat Dicegah dengan Menyusui

Ilustrasi menyusui/ASI.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Menurut data Globocan 2018, kanker payudara menempati urutan nomor dua sebagai pemicu kematian pada masyarakat Indonesia. Sekitar 12,6 atau 22 ribu nyawa direnggut oleh sel kanker yang bermula di payudara.

Perubahan Iklim Melemahkan Ekonomi dan Keamanan Perempuan, Menurut Komnas

Kanker payudara menjadi jenis kanker yang paling sering terjadi di Indonesia yakni sekitar 16,7 persen pada kedua gender (pria dan wanita). Sementara jika pada kelompok wanita saja, kanker payudara menempati urutan pertama pada jenis kanker yang banyak menyerang, yakni sebesar 30 persen.

Dikatakan Medical Departemen Kalbe, Dr. Hastarita Lawrenti, menyusui bisa menjadi pencegahan pada kasus kanker payudara tersebut. Hal itu dipaparkannya dalam Media Webinar bertajuk Breast Cancer Awareness Month 2020 yang dinisiasi oleh Kalbe, Selasa 8 September 2020.

Ustazah Siti Fatihiyah: Kenapa Perempuan Sulit Lupakan Dendam?

Baca juga: Hore, Paru-paru Pasien COVID-19 Bisa Membaik Usai Sembuh Total

"Banyak referensi penelitian mengatakan bahwa dibanding tidak menyusui, risiko kanker payudara adalah dua setengah kali lebih besar," kata dia.

BNPT Sebut Anak-anak Hingga Perempuan Rentan Terpapar Radikalisme

Adalah pajanan hormon estrogen yang tidak terlalu banyak dan menurun saat menyusui terjadi. Penurunan kadar hormon itu membuat risiko sel normal berubah menjadi kanker sangat kecil.

"Pajanan hormon estrogen berkurang saat menyusui. Apalagi, selama ibu-ibu menyusui, bisa cukup lama sekitar 6-12 bulan," tuturnya.

Baca juga: Alasan Perempuan Lebih Banyak Terserang Autoimun dari Pria

Meski begitu, bukan berarti jika menyusui maka tidak mungkin mengalami kanker payudara. Sebab, risiko itu tetap ada meski peluangnya sangat minim.

Dokter Hastarita menekankan, jika mampu mendeteksi dini, maka risiko kematian akibat kanker payudara bisa ditekan. Sayangnya, banyak yang enggan melakukan deteksi dini lantaran beragam faktor dan tradisi.

"Masih rendahnya deteksi dini oleh setiap perempuan di Indonesia. Kadang merasa enggan. Ada juga kadang malu ke dokter misal udah menikah dan usia atas 40 ada anjuran mamografi, ada rasa malu melakukannya. Di luar negeri awareness sudah tinggi, makanya angka kematian akibat kanker payudara bisa ditekan," kata dia.

Ilustrasi Hari Ibu

Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman

Di Indonesia, Hari Ibu jatuh setiap 22 Desember. Tanggal ini ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1959 melalui Dekrit Presiden No. 316.

img_title
VIVA.co.id
21 Desember 2024