Suka Marah-marah di Depan Umum Tanda Gangguan Kepribadian

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

VIVA – Sangatlah manusiawi ketika seseorang marah karena terpicu hal-hal tertentu. Ada orang-orang yang mudah marah di saat-saat tertentu saja, namun menjadi masalah ketika kondisi ini terjadi tanpa bisa dikendalikan.Terlebih jika amarah itu dilampiaskan di depan umum.

Kiesha Alvaro Ditampar Dimas Anggara, Okie Agustina: Tidak Ada Gimmick, Ini Real Terjadi di Depan Mata Saya

Spesialis kejiwaan, dr. Lahargo Kembaren, SpKJ menjelaskan bahwa marah-marah di depan umum bisa menjadi tanda dari gangguan kepribadian.

Dijelaskan Argo, sapaan akrabnya, marah merupakan bentuk emosional yang normal, alamiah yang dimiliki dan setiap orang pernah marah dalam satu periode kehidupannya. Ketika marah, itu merupakan bentuk self defense karena orang itu bisa mengidentifikasi apa yang menyebabkannya marah, apa karena kecewa, karena ada sesuatu yang tidak sesuai keinginan atau standar, sehingga sesuatu hal yang membuat kesal, kita jadi bisa mengidentifikasi.

Heboh! Pasha Ungu Murka di Media Sosial, Tuding Dimas Anggara Tampar Putranya di Lokasi Syuting

Kemudian, hal itu bisa membuat seseorang menjadi termotivasi untuk bisa melakukan yang terbaik untuk kehidupannya. Namun, lanjut Argo, jika sering marah-marah, dalam artian berlebihan dan berkepanjangan, kemarahan itu tidak bisa mengungkapkan emosi yang lain karena tertutupi emosi marah tersebut.

Ilustrasi marah.

Photo :
  • U-Report

Manajemen Emosi dalam Hubungan: Kunci Agar Cinta Nggak Jadi Drama

"Hubungannya dengan kepribadian itu terbentuk dari dua hal yaitu temperamen, pembawaan genetik dan karakter, yaitu suatu perilaku di mana kita belajar dari pengalaman ketika berada di situasi seperti ini apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi, ketika seseorang hanya menemukan bahwa dengan marah dia bisa menyelesaikan masalah itulah akan membentuk pola kepribadian yang akan terus menerus," kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Senin 11 Oktober 2021.

Lebih lanjut, Argo menjelaskan bahwa marah-marah yang berlebihan dan tidak bisa dikontrol serta mengganggu kehidupan dalam hal kinerja atau relasi dengan orang lain, maka kita perlu mengidentifikasi bahwa marah ini merupakan suatu gejala dari gangguan kejiwaan.

Selain itu, gangguan kejiwaan yang bisa memicu marah yang tidak terkendali adalah gangguan mental organik, yang memang di dalam otaknya ada gangguan secara biologis, contohnya ada tumor di otak, ada penyakit stroke, hipertensi yang menahun secara biologis akan mengganggu organnya, terutama di amidala pusat emosinya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya