Mengenal Paxlovid, Obat yang Mampu Mengurangi Risiko Akibat COVID-19
- Freepik
Nirmaltrevir bekerja dengan menghambat enzim protease yang digunakan oleh virus SARS-CoV-2 untuk bereproduksi di dalam tubuh manusia. Hasilnya adalah perkembangan virus menjadi terhambat. Karena nirmaltrevir memiliki kemungkinan terurai di dalam tubuh manusia (sehingga efektivitasnya berkurang), maka ditambahkan ritonavir untuk menjaga kestabilan nirmaltrevir supaya tidak mudah terurai.
Hasil uji klinis Paxlovid (nirmaltrevir dan ritonavir) oleh Pfizer yang melibatkan 2.246 orang menunjukkan efektivitas 89 persen mengurangi risiko rawat inap dan kematian jika diberikan tiga hari setelah munculnya gejala, atau 88 persen jika diberikan 5 hari setelah munculnya gejala.
Selain itu, dalam uji klinis Paxlovid tersebut populasi Asia dimasukkan dalam subyek uji klinis. Komposisinya adalah 72 persen Kaukasia, 5 persen Afrika, dan 14 persen orang ras Asia. Jadi efektivitas Paxlovid terhadap orang ras Asia telah teruji.
Paxlovid aman dikonsumsi oleh pasien Covid usia 12 tahun ke atas dan berat 40 kg atau lebih. Meski demikian, Bimo mengingatkan bahwa Paxlovid tidak efektif untuk pasien COVID-19 yang bergejala berat dan sudah dirawat di rumah sakit. Obat ini juga harus diberikan segera setelah terindikasi positif COVID-19, sebaiknya dalam rentang waktu lima hari setelah munculnya gejala, dan tidak bisa digunakan lebih dari 5 hari berturut-turut.
Ilustrasi COVID-19/virus corona
- Pixabay/Tumisu
“Paxlovid hanya bisa diberikan dengan resep dokter dan tidak bisa digunakan untuk mencegah COVID-19. Jadi protokol kesehatan dan vaksinasi tetap harus dijalankan,” kata Bimo dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.
Beliau juga mengingatkan, sebelum mengonsumsi Paxlovid, pasien juga perlu mengetahui apakah sebelumnya memiliki sejarah hipersensitivitas terhadap nirmaltrevir atau ritonavir. Selain itu, bagi pasien Covid jangan kaget apabila saat mengonsumsi Paxlovid akan mengalami dysgeusia (gangguan indra perasa), diare, hipertensi, dan nyeri otot.
Paxlovid juga memiliki kontraindikasi jika diberikan bersama obat lain yang berinteraksi dengan CYP3A seperti alfuzosin, pethidine, propoxyphene, amiodarone, dronedarone, flecainide, propafenone, quinidine, colchicine, lovastatin, simvastatin, phenobarbital, rifampin, dan lainnya. Daftar lengkap obat yang memiliki kontraindikasi dengan Paxlovid ada di publikasi lembar fakta yang dikeluarkan oleh FDA. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.