Dua Pendaki yang Meninggal di Puncak Carstensz Alami Acute Mountain Sickness, Apa Itu?
- VIVA/Aman Hasibuan
Papua, VIVA – Kabar duka datang dari dua orang pendaki gunung perempuan bernama Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono yang meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua. Keduanya dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami hypotermia akibat cuaca buruk yang menyebabkan penurunan suhu secara drastis.Â
Kabid Humas Polda Papua, Kombes ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya mengatakan bahwa kejadian tragis ini diduga kuat akibat Acute Mountain Sickness (AMS) yakni kondisi yang sering menghantui para pendaki di ketinggian ekstrem. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Melansir Healthline, berikut hal-hal yang harus diketahui tentang Acute Mountain Sicknes (AMS).
Para pendaki, pemain ski, dan petualang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi terkadang dapat mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit gunung yang akut. Kondisi ini biasanya terjadi di ketinggian sekitar 8.000 kaki, atau 2.400 meter di atas permukaan laut.Â
Beberapa gejala dari kondisi ini diawali dengan rasa pusing, mual, sakit kepala, hingga sesak napas.Kebanyakan kasus AMS bersifat ringan dan sembuh dengan cepat. Tapi kondisi ini juga dapat menjadi parah dan menyebabkan komplikasi pada paru-paru atau otak.
Ilustrasi Pendaki di Gunung
- Anadolu Ajansi
Penyebab terjadinya AMS
Ketinggian yang ekstrem memiliki tingkat oksigen yang lebih rendah dan tekanan udara yang menurun. Saat bepergian dengan pesawat, berkendara atau mendaki gunung, atau bermain ski, tubuh mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri.Â
Tingkat pengerahan tenaga juga berperan. Mendorong diri sendiri untuk segera mendaki gunung, misalnya, dapat menyebabkan AMS karena tubuh dipaksa untuk mencapai hal yang terlalu berat.
Gejala Acute Mountain Sickness
Pada kondisi AMS ringan, gejalanya ditandai dengan pusing, sakit kepala, nyeri otot, insomnia, mual dan muntah, sifat lekas marah, kehilangan nafsu makan, pembengkakan pada tangan, kaki, dan wajah, detak jantung yang cepat, serta sesak napas saat aktivitas fisik.
Sedangkan pada kondisi yang lebih berat, AMS ditandai dengan batuk, sesak napas, kulit pucat dan perubahan warna kulit, ketidakmampuan untuk berjalan, atau kurang keseimbangan.
Dalam kondisi ini sangat disarankan untuk langsung menghubungi tenaga medis agar bisa segera ditangani dan tak mengancam nyawa.Â
PencegahanÂ
Ada beberapa langkah pencegahan penting untuk mengurangi kemungkinan terkena AMS:
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak memiliki masalah kesehatan yang serius.Â
- Tinjau kembali gejala penyakit AMS sehingga dapat mengenali dan mengobatinya dengan cepat jika terjadi.Â
- Jika bepergian ke ketinggian ekstrem (misalnya lebih dari 10.000 kaki), tanyakan kepada dokter tentang acetazolamide, obat yang dapat memudahkan penyesuaian tubuh terhadap ketinggian.Â
- Mengonsumsi obat tersebut sehari sebelum mendaki dan pada hari pertama atau kedua perjalanan dapat mengurangi gejala AMS.Â
Â