Waspada! Anemia Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal Serius!
- Freepik.com//Freepik
Jakarta, VIVA – Anemia merupakan salah satu komplikasi yang sering dialami oleh pasien cuci darah atau hemodialisis. Kondisi ini terjadi karena ginjal yang rusak dan tidak mampu memproduksi cukup hormon eritropoietin (EPO) yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Akibatnya pasien cuci darah sering mengalami kelelahan, sesak napas, dan penurunan kualitas hidup.
"Jadi ginjal kita itu kan menghasilkan hormon namanya eritropoietin. Jadi eritropoietin itu merangsang sum-sum tulang kita, eritropoietin itu sebagai pabrik darah untuk dia bikin darah. Untuk dia bikin darah dia perlu bahan baku salah satunya adalah besi," kata epala Unit Dialisis RSUP Fatmawati, spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD-KGH dalam acara Deteksi Dini Anemia Jaga Ginjal Tetap Sehat di RSUP Fatmawati, Rabu 12 Maret 2025. Â
"Sehingga kalau pasien ginjalnya fungsinya turun, hormon eritropoietin juga turun sehingga pabrik darahnya ini dia istilahnya males-malesan untuk bikin darah karena gak terstimulasi. Sehingga walaupun besinya juga cukup tapi untuk memproduksi darah dia perlu dirangsang,"sambung Elizabeth.Â
Diungkap oleh Elizabeth, dalam mengatasi anemia pada pasien cuci darah pengobatan dengan hormon eritropoietin injeksi. Namun dalam pengobatan menggunakan hormon eritropoietin injeksi ini kata Elizabeth kadar zat besi dalam tubuh pasien harus cukup. Sebab jika tidak pengobatan ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan.
"Tapi tentunya penggunaan hormon eritropoietin itu harus memastikan bahwa pasien besinya cukup dulu. (Seperti ibarat) kalau pabrik itu disuruh bikin tapi bahan bakunya tidak ada, badannya kekurangan zat besi kan tidak bisa. Jadi makanya obat-obat seperti ini itu akan bekerja jika pasien zat besinya sudah dipastikan cukup biasanya kita akan periksakan zat besinya terlebih dahulu," jelas dia.Â
