Jangan Sepelekan Anyang-anyangan, Bisa Berujung Penyakit Batu Saluran Kemih
- Pixabay/pexels
Depok, VIVA – Sebagian besar orang belum banyak mengenal batu saluran kemih. Padahal, penyakit ini menjadi penyakit ketiga terbesar di bidang urologi (selain Infeksi Saluran Kemih dan pembesaran prostat) dengan tingkat prevalensi antara 1-20 persen.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia, terjadi peningkatan prevalensi, yakni dari 6,9 persen pada tahun 2013, menjadi 8,5 persen pada tahun 2018. Fakta lainnya, kasus pada laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan kasus pada perempuan, yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun. Scroll untuk info selengkapnya, yuk!
Selain itu, berdasarkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Batu Saluran Kemih Kemenkes, batu pada saluran kemih dapat terjadi di ureter, kandung kemih, uretra, dan ginjal. Penanganan batu saluran kemih bergantung pada lokasi, ukuran, dan komposisi batu, serta gejala pasien.
Selain menyebabkan komplikasi penurunan fungsi ginjal yang dapat berakhir pada gagal ginjal, batu saluran kemih juga memiliki angka frekurensi yang tinggi. Angka kejadian dalam 2, 5, 10, dan 15 tahun yaitu sebesar 11 persen, 20 persen, 31 persen, dan 39 persen.
Anyang-anyangan
Medical Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Hastarita Lawrenti, mengungkapkan, penyakit batu saluran kemih adalah salah satu dari tiga penyakit terbesar di bidang urologi dengan gejala yang paling sering dialami adalah urine keluar tidak tuntas dan disertai nyeri ringan di saluran kemih, atau biasa disebut anyang-anyangan (disuria).
“Disuria merupakan gejala dan nantinya berisiko menjadi pemicu terjadinya gangguan lain yang lebih berat seperti penyakit batu saluran kemih,” jelas dr Hastarita di acara 1001 Aksi Bareng Nephrolit, yang digelar Kalbe di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Dokter Hastarita melanjutkan, penyakit batu saluran kemih terjadi ketika aliran urine dari kandung kemih tidak lancar dan terjadi proses pengendapan mineral dalam urine, hingga mengeras dan mengkristal. Selain kondisi kesehatan seperti peradangan infeksi kandung kemih, penyakit batu saluran kemih dapat disebabkan oleh dehidrasi berkepanjangan, kekurangan vitamin A atau vitamin B, serta konsumsi makanan berlemak, manis, atau tinggi garam. Lalu, apa saja gejalanya?
“Gejala penyakit batu saluran kemih beragam. Di antaranya, asimptomatis atau tanpa gejala, sakit pinggang ringan sampai dengan kolik, dan dapat disertai disuria, adanya darah dalam urine (hematuria), sering buang air kecil, sulit mengosongkan kandung kemih hingga tuntas (retensi urine), nyeri atau tidak nyaman di atas tulang kemaluan (nyeri suprapubik), hingga tidak mampu memproduksi urine (anuria). Keluhan ini dapat disertai penyulit berupa demam atau tanda gagal ginjal. Selain itu, keluhan yang muncul juga dipengaruhi oleh lokasi batunya,” bebernya.
Berbagai gejala ini seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya, bahkan dapat menghambat aktivitas harian. Utamanya, para pengendara kendaraan, pekerja kantoran, mitra ojek online, driver, dan lain-lain, yang mayoritas berada di usia produktif dan berjenis kelamin laki-laki.
“Pada usia produktif dan padat aktivitas, misalnya karyawan, para wartawan, dan mitra ojek online, berisiko mengalami anyang-anyangan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya konsumsi air mineral, kurang berolahraga, dan seringkali menahan buang air kecil,” tambah dr. Hastarita.
Disuria atau anyang-anyangan perlu segera ditangani, agar pasien dapat kembali menjalankan aktivitas harian dengan nyaman dan untuk mencegah munculnya penyakit batu saluran kemih. Selain cukup minum air putih dan menjaga kebersihan, kondisi ini juga bisa diatasi dengan meminum obat yang tepat.
“Nephrolit menjadi satu-satunya herbal/jamu praktis dalam bentuk kapsul yang mengandung lima ekstrak herbal alami, yaitu daun kejibeling, kumis kucing, tempuyung, meniran, dan daun sendok. Kelimanya memiliki manfaat yang komplet dengan indikasi sesuai dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yaitu membantu meluruhkan batu urine di saluran kemih serta membantu melancarkan buang air kecil,” papar Group Marketing Head PT Hexpharm Jaya Laboratories, apt. Feri Sumarianto, S.Farm.