Perubahan Gaya Hidup Kekinian Picu Kanker

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Negara Jepang terkenal dengan penduduknya yang berumur panjang.Ini karena gaya hidup sehat yang dijalani rata-rata penduduk Jepang. Namun perlahan, pola hidup sehat tersebut tergerus. Penduduk Jepang saat ini pun lebih banyak memilih mengonsumsi makanan cepat saji, sehingga kanker, juga mulai banyak diidap penduduk Jepang.

Menkes Budi Gunadi: Penyakit Kanker Bisa Diobati dengan Melakukan Skrining Lebih Awal

Meski belum menjadi perhatian khusus di Indonesia, kanker saluran cerna memiliki tempat yang dominan di Jepang. Hal tersebut, memang berawal dari hadirnya bakteri di saluran cerna yang semakin menumpuk.

"Kanker saluran cerna mencakup usus besar dan lambung. Dia memang diakibatkan 90 persennya dari kuman bernama helicobacter pylori. Tapi, angkanya yang semakin meningkat, diklaim karena adanya perubahan gaya hidup," ujar spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Ari Fahrial Syam MMB, SpPD-KGEH, di RSCM, Jakarta, Senin 11 September 2017.

Jangan Abaikan Gejalanya! Ketahui Penanganan Kanker Saluran Cerna Melalui Metode Modern

Di Jepang, masyarakatnya sendiri mulai meninggalkan makanan sehat yang dikonsumsi oleh orang-orang terdahulunya. Sekarang, masyarakatnya lebih mudah menemukan makanan cepat saji dibandingkan makanan rumahan yang minim lemak.

"Kanker saluran cerna, khususnya usus besar, menjadi yang paling tinggi saat ini di Jepang karena perubahan gaya hidupnya yang ke arah barat. Makanannya lebih mementingkan fast food dan tinggi lemak," papar Ari.

Profil Shannen Doherty, Bintang Beverly Hills 90210 Meninggal Dunia Usai Melawan Kanker Payudara

Tidak hanya itu, kurangnya asupan sayur juga diklaim membuat produksi serat menurun, sehingga turut memicu kanker saluran cerna. Bahkan, masyarakat yang mengkonsumsi makanan secara terburu-buru, turut memicu terjadinya kanker usus besar.

"Gaya makannya yang cenderung terburu-buru dan kurang sayur, seharusnya bisa diminimalisir. Tidak sedikit juga masyarakat yang minim olahraga dan malas gerak," kata dia.

Ilustrasi kanker payudara.

Lebih dari 400 Ribu Kasus Kanker Baru di Indonesia, 70 Persen Terlambat Didiagnosis

Indonesia mencatatkan lebih dari 400.000 kasus kanker baru pada 2022, dengan 70% di antaranya terlambat didiagnosis. Program deteksi dini menjadi penting.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2025