Ironi Kopi Flores, Berkualitas Tinggi Namun Harganya Jatuh
- Kaboompics
VIVA – Indonesia memiliki begitu banyak varian kopi lezat, salah satu yang banyak menjadi favorit orang adalah kopi Flores dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, harga kopi ini ternyata belakangan jatuh karena semuanya masih dilakukan secara tradisional oleh para petani kopi di sana. Padahal selama ini kopi Flores terkenal sebagai kopi yang berkualitas tinggi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Yayasan Ayo Indonesia, Tarsi Hurmali.
“Kopi sangat potensial di Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat). Kopi di sini dua atau tiga tahun sudah berbuah. Sayangnya, pola tanam, perawatan dan proses pasca panen itu masih tradisional sehingga harga kopi di sini jatuh,” ujar Hurmali kepada VIVA saat ditemui di Flores baru-baru ini.
Itulah alasan pihaknya, bersama SNV Belanda serta Ford Foundation, menggelar acara minum kopi massal secara cuma-cuma di lapangan Motang pada Kamis, 22 Maret 2018. Pihak penyelenggara pun menyediakan 1.000 cangkir kopi Flores. Setiap orang yang datang bebas memilih kopi tergantung selera. Sedikitnya lima jenis kopi tersaji di sejumlah meja barista yakni Arabika, Yellow Caturra, Robusta, Juria serta Kopi Lanang Arabika.
(VIVA/Jo Kenaru)
Selain menyeruput kopi, masyarakat juga disuguhi singkong rebus. Sembari menikmati kopi, pengunjung juga tampak sibuk berswafoto termasuk pejabat dan staf dari Kementerian Desa, pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia yang secara kebetulan sedang melaksanakan Rakornis di Manggarai.
Tarsi juga mengatakan, acara 1.000 cangkir kopi ini dihadiri oleh 500 orang petani kopi yang berasal dari 16 desa di Manggarai. Dijelaskan Tarsi, acara minum kopi bersama ini merupakan bentuk kecintaan masyarakat akan budaya minum kopi di Manggarai yang berlangsung sejak ratusan tahun.
(VIVA/Jo Kenaru)
Acara ini sekaligus sebagai kampanye agar masyarakat tetap giat menanam kopi mengingat permintaan kopi terus bertambah sementara produksi kopi di Manggarai makin menurun. Menurutnya, sudah saatnya petani kopi berkolaborasi dengan ilmu pengetahuan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas kopi yang dihasilkan.
Untuk itu, yayasan Ayo Indonesia bersama mitra internasional mulai menerapkan sistem budidaya kopi yang baik dan benar, agar kualitas kopi yang dihasilkan bisa bersaing di pasar nasional pun global.