Cerita Pahit dalam Secangkir Kopi Kintamani

Kopi.
Sumber :
  • Kaboompics

VIVA – Tak dapat dimungkiri jika salah satu keunggulan Kabupaten Bangli, Bali adalah produksi kopi Kintamani yang sudah terkenal ke seantero negeri. Tak hanya di dalam negeri, kopi Kintamani juga terkenal hingga ke mancanegara. Hanya saja, produksi olahan kopi belum dimaksimalkan menjadi pemasukan bagi daerah. Setidaknya hal itu yang disampaikan oleh pengelola pabrik pengolahan kopi Arabika Mengani, Hendarto Setyobudi, Selasa, 28 Maret 2018.

Sensasi Kopi Bali untuk Mata Lelah!

Menurut Hendarto, sudah sepatutnya desa-desa di Bangli diberdayakan untuk menjadi motor penggerak industri kopi di Bali. Ia memaparkan, dengan jumlah penduduk Bali sebanyak 4,2 juta ditambah jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang tiap hari ke Bali sebanyak 38 ribu orang, kopi seharusnya menjadi industri unggulan yang memberi sumbangsih besar bagi Bali dan masyarakatnya.

"38 ribu wisatawan itu rata-rata lama tinggalnya adalah tiga hari. Kita ambil saja 20 persen dari 38 ribu itu meminum kopi. Maka, diperlukan sekitar 8,5 ton kopi setiap harinya. Dalam setahun kebutuhan kopi di Bali adalah 3.800 ton," ucap Hendarto.

Rekomendasi 7 Oleh-oleh Khas Bali yang Wajib Masuk Keranjang Belanja

Perkebunan kopi Kintamani di Bangli, Bali.

(VIVA/Bobby Andalan)

Kopi Indonesia Rambah Pasar Balkan Eropa

Yang mencengangkan, Hendarto menyebut sesungguhnya Bali kekurangan kopi. Ia membandingkan dengan jumlah kamar di Bali sebanyak 130 ribu. Untuk kebutuhan 15 orang turis diperlukan 150 gram kopi seduh. "Sebulan berarti 19 ton dan setahun 7.200 ton yang dibutuhkan di Bali," katanya.

Setiap tahun, dihasilkan sekitar 10.300 ton kopi dengan rincian 30 persen kopi jenis Arabica dan 70 persen Robusta. Jika kopi jenis Arabica dibanderol seharga Rp5 ribu per kilogram, maka jumlahnya mencapai Rp115 miliar. Sementara untuk jenis kopi Robusta jika dijual seharga Rp4 ribu per kilogram saja maka akan menghasilkan Rp169 miliar.

"Totalnya 285 miliar. Luar biasa uang yang berputar di industri kopi ini. Dalam catatan kami, total perdagangan kopi tiap tahun Rp1,6 triliun dari perkebunan, pengolahan hingga ke hilir. Itu belum ditambah kafe dan lainnya yang punya nilai lebih lagi, bisa jadi nilainya mencapai Rp2 triliun," jelas dia.

Dengan total luas lahan perkebunan kopi di Bali 34 ribu hektare, maka tiap tahun Bali mampu memproduksi 15 ribu ton kopi. "Total petani 57.199 KK menanam kopi jenis Robusta, 16.642 KK kopi jenis Arabika. Sekitar 70 ribu KK hidupnya tergantung dari kopi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya