Anak Ngemil Minum Manis saat Pandemi, Awas Obesitas

Ilustrasi anak obesitas.
Sumber :

VIVA – Tren beraktivitas di rumah lantaran mencegah penularan COVID-19 menciptakan kekhawatiran baru bagi para pakar. Sebab, banyak orang, baik itu dewasa dan anak, yang menjalani pola makan kurang baik di masa pandemi.

Tips Aman Anak jadi YouTuber biar Enggak Ketipu, Orangtua Wajib Tahu

Dituturkan perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR. Dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K), obesitas perlu diwaspadai termasuk pada anak. Sebab, anak yang obesitas berisiko terhadap penyakit di kemudian hari seperti diabetes hingga hipertensi.

"Kelas online, sambil ngemil minuman manis seperti soft drink dan makanan seperti cookies, sangat berkorelasi dengan obesitas," ujar Lanang, dalam diskusi virtual bersama Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.

Fakta Mengejutkan Dibalik Penangkapan Bjorka: Duit Hasil Jual Data Buat Hidupi Kerabat

Menurutnya, obesitas pada masa COVID-19 akan makin membahayakan karena terbukti lebih rentan terhadap gejala berat. Tak hanya itu, anak obesitas yang terinfeksi penyakit, memiliki risiko mortalitas (kematian) lebih tinggi.

"Diwaspadai saat COVID-19, konsumsi bisa berlebih, takut booming obesitas setelah masa pandemi berakhir," terangnya lagi.

Viral ART di Depok Aniaya Anak Majikan, Polisi Turun Tangan

Ditegaskan Lanang, obesitas merupakan suatu penyakit yang harus dicegah pada anak. Pengaturan pola makan menjadi lebih bijak akan mengendalikan obesitas pada anak di masa pandemi.

"Pengaturan makan secara teratur bisa cegah peningkatan berat badan berlebih. Makan teratur membuat metabolisme baik sehingga meningkatkan berat badan dengan tepat. Jangan lewatkan sarapan, makan siang dan makan malam," saran Lanang.

Dokter spesialis anak itu juga menganjurkan agar memilih asupan minum dan camilan yang lebih sehat. Dia menganjurkan memilih buah sebagai alternatif camilan sehat.

"Siapkan air putih dan buah. Air putih itu nol kalori dan membantu metabolisme lebih baik. Ajak anak aktivitas minimal 30 menit sehari untuk turunkan risiko diabetes," jelasnya.

Ilustrasi pembunuhan/Penusukan.(istimewa/VIVA)

Niat Baik Berujung Luka Parah, Lerai Anak Berkelahi, Ayah di Jakpus Dikeroyok dan Ditusuk

Pria berinisial DJJ (58) menjadi korban pengeroyokan hingga ditusuk remaja saat mencoba melerai perkelahian anaknya.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2025