Anak Ngemil Minum Manis saat Pandemi, Awas Obesitas

Ilustrasi anak obesitas.
Sumber :

VIVA – Tren beraktivitas di rumah lantaran mencegah penularan COVID-19 menciptakan kekhawatiran baru bagi para pakar. Sebab, banyak orang, baik itu dewasa dan anak, yang menjalani pola makan kurang baik di masa pandemi.

Bukan Baim Wong, Anak-anaknya yang Telepon Kimberly Ryder Duluan

Dituturkan perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR. Dr. I Gusti Lanang Sidiartha, Sp.A(K), obesitas perlu diwaspadai termasuk pada anak. Sebab, anak yang obesitas berisiko terhadap penyakit di kemudian hari seperti diabetes hingga hipertensi.

"Kelas online, sambil ngemil minuman manis seperti soft drink dan makanan seperti cookies, sangat berkorelasi dengan obesitas," ujar Lanang, dalam diskusi virtual bersama Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.

Menguak Motif Ayah Tiri dan Ibu Kandung di Kampar Paksa Anak Perempuannya Threesome

Menurutnya, obesitas pada masa COVID-19 akan makin membahayakan karena terbukti lebih rentan terhadap gejala berat. Tak hanya itu, anak obesitas yang terinfeksi penyakit, memiliki risiko mortalitas (kematian) lebih tinggi.

"Diwaspadai saat COVID-19, konsumsi bisa berlebih, takut booming obesitas setelah masa pandemi berakhir," terangnya lagi.

Bejat! Ayah di Simalungun Perkosa Ketiga Putri Kandungnya

Ditegaskan Lanang, obesitas merupakan suatu penyakit yang harus dicegah pada anak. Pengaturan pola makan menjadi lebih bijak akan mengendalikan obesitas pada anak di masa pandemi.

"Pengaturan makan secara teratur bisa cegah peningkatan berat badan berlebih. Makan teratur membuat metabolisme baik sehingga meningkatkan berat badan dengan tepat. Jangan lewatkan sarapan, makan siang dan makan malam," saran Lanang.

Dokter spesialis anak itu juga menganjurkan agar memilih asupan minum dan camilan yang lebih sehat. Dia menganjurkan memilih buah sebagai alternatif camilan sehat.

"Siapkan air putih dan buah. Air putih itu nol kalori dan membantu metabolisme lebih baik. Ajak anak aktivitas minimal 30 menit sehari untuk turunkan risiko diabetes," jelasnya.

ilustrasi orangtua dan anak olahraga.

Hanya 19 Persen Anak dan Remaja Indonesia yang Aktif Secara Fisik, Apa Dampak Buruknya?

Berdasarkan The 2022 Indonesian Report Card on Physical Activity for Children and Adolescents, hanya 19 persen anak dan remaja Indonesia yang aktif secara fisik.

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2025