Kenapa Remaja 14 Tahun Tega Bunuh Ayah dan Neneknya? Begini Pandangan Psikolog

Remaja berusia 14 tahun tega membunuh ayah-nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Publik dikejutkan dengan kasus pembunuhan yang melibatkan remaja 14 tahun di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Anak 14 tahun tersebut melakukan tindakan penyerangan terhadap keluarganya sendiri.

3 Cara Atasi Anak Picky Eater Menurut Psikolog, Ternyata Gak Sulit

Akibat serangan tersebut ayah dan neneknya meninggal dunia. Sementara sang ibu saat ini masih dalam kondisi kritis akibat ikut diserang. Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa motif anak tersebut melakukan tindakan nekat ini. Lantas jika dilihat dari sisi psikologis, apa yang membuat anak tersebut berani berbuat nekat hingga menyebabkan ayah dan neneknya meninggal dunia? Scroll untuk mengetahui jawabannya, yuk!

Psikolog klinis, Meity Arianty menjelaskan, dalam beberapa kasus kejahatan pembunuhan, biasanya terjadi karena ada pemicu, misalnya karena adanya pertengkaran, makian, pukulan, atau pemicu lainnya. Selain itu, biasanya berawal dari masalah konflik keluarga yang berkepanjangan, lalu kemarahannya dilampiaskan dengan kekerasan. 

Tawuran di Dekat JIS Memakan Korban Jiwa, Polisi Tangkap 8 Pelajar

"Saya enggak tahu kasus ini motifnya apa, namun yang saya dengar remaja tersebut menyimpan kemarahan kepada orangtuanya sebab kerap diminta belajar dan enggak ada waktu bermain. Di lain berita ada yang mengatakan remaja tersebut mendapatkan ‘bisikan’ sehingga melakukan perbuatan tersebut," kata dia saat dihubungi VIVA, Rabu 4 Desember 2024. 

Ilustrasi Pembunuhan

Photo :
  • Freepik
Hanya 19 Persen Anak dan Remaja Indonesia yang Aktif Secara Fisik, Apa Dampak Buruknya?

Berdasarkan isu terkait sang pelaku yang selalu diminta untuk belajar dan tidak memiliki waktu bermain serta adanya 'bisikan', menurut Meity adalah dua hal yang berbeda. Perlu pemeriksaan psikologis secara menyeluruh untuk mengetahui apa yang terjadi pada anak tersebut.

Jika memang benar isu yang menyebut aksi nekat sang anak lantaran selalu diminta belajar terus-menerus tanpa adanya waktu untuk bermain, maka secara psikologis anak ini tertekan dan akumulasi dari kemarahan yang ditekan sejak lama hingga menimbulkan dendam. 

"Dua hal ini tentu berbeda, yang pertama karena secara psikologis remaja ini tertekan dan akumulasi dari kemarahan yang ditekan sejak lama yang menimbulkan dendam, mungkin adanya konflik atau ada trauma, atau remaja ini memiliki sifat agresif dan memiliki emosi yang tidak stabil, atau karena hal lain. Sementara yang kedua terkait ‘bisikan’ jika benar, bisa jadi remaja tersebut mengalami gangguan mental, ini harus dilakukan pemeriksaan psikologis," jelas dia.

Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak - Foto Dok Istimewa

Lansia di Pesanggrahan Lecehkan Anak-anak, Ketahuan Setelah Korban Mengadu ke Ortunya

Polisi membekuk pria lanjut usia atau lansia, berinisial N (60), yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 3 orang anak dibawah umur.

img_title
VIVA.co.id
30 Mei 2025