Anak Alami Sleep Teror, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
- Pixabay/ senjakelabu29
Jakarta, VIVA – Night teror atau sleep teror adalah tidur yang terjadi ketika anak mengalami gangguan kepanikan dalam kondisi setengah bangun. Hal ini terjadi pada fase NREM (Non-Rapid Eye Movement) atau dikenal tidur ayam. Night teror ini umumnya ditandai dengan kondisi anak yang ketakutan selama tidur disertai dengan teriak, menendang, panik dan gerakan tangan menggapai-gapai.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A Subs TKPS (K) mengungkap sleep teror ini sering terjadi pada anak usia 3 hingga 7 tahun. Namun sayangnya tidak ada terapi khusus untuk sleep teror. Lantas apa yang harus dilakukan oleh orang tua?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua pertama kata Eva adalah orang tua harus memastikan keamanan anak yang mana selama terjadinya serangan sleep teror ini anak tidak terjatuh dari kasur atau tidak melukai diri sendiri.
Kemudian apabila ada stres berlebih atau konflik yang dialami oleh anak dan diketahui orang tua, maka orang tua bisa mengonsultasikan masalah tersebut kepada dokter. Hal ini dilakukan untuk bisa diajarkan coping techniques sehingga mengurangi kejadian dari sleep teror.
Namun di satu sisi diungkap Eva berdasarkan penelitian terbaru menerapkan schedule awakenings memperbaiki kualtas hidup. Schedule awakening ini adalah teknik untuk orang tua membuat lagi pola anak tidur menjadi lebih baik.
“Jadi langkahnya bangunkan anak secara rutin setiap hari di waktu yang biasanya dia terbangun. Misal orang tua pasti tahu si anak akan pasti terbangun di jam 2 pagi atau orang tua bisa bangunkan anak sebelum kejadian sleep teror atau 15-30 menit lebih awal. Kemudian ditenangkan lagi anak hingga tertidur kembali. Metode ini akan membuat anak terbangun spontan dan kembali tidur sendiri sehingga memperbaiki konsolidasi tidurnya,” jelas Eva.
