Asal-usul Emas di Kubah Masjid Dian Al Mahri
- VIVA/Zahrul Darmawan
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.Â
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter.Â
Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India.
Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia. Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung.Â
Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.
Meski demikian, Dian ternyata tak ingin anak keturunannya mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun tempat ibadah tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Ratu Ayu Novianti, anak kedelapan almarhumah.Â
Dikatakan Ratu, sang ibu memiliki prinsip, masjid harus lebih bagus dari tempat tinggalnya.Â
"Beliau selalu membuat masjid di beberapa tempat, dia membangun rumah Allah di mana-mana. Nah uniknya kami sebagai anak-anaknya tidak boleh menghitung apa yang sudah kita keluarkan atau diberikan jadi setelah dikeluarkan kami tidak boleh mengingat lagi," katanya belum lama ini.
"Yang saya tahu emasnya dari Italia, total saya lupa material impor dari Brazil berapa kilonya sudah lupa karena kami anak-anaknya ya sudah apa yang dibuat tidak dipikirkan lagi, yang penting kita yang menjaga dan merawatnya," ujarnya menambahkan.