VIDEO: Menikmati Keindahan Pulau Peucang Nan Eksotis
- indonesia-tourism.com
VIVAlife - Ingin berlibur bersama keluarga menikmati birunya air laut dengan hamparan pasir putih yang cantik? Pulau Peucang bisa jadi pilihan. Di sana Anda bisa menikmati indahnya matahari terbenam sambil menikmati minuman segar di hamparan pasir putih.
Pulau yang terletak di Selat Panaitan, Kabupaten Pandeglang, Banten dan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan salah satu destinasi andalan. Tak heran, jika banyak wisatawan berkunjung ke pulau ini saat mengunjungi taman nasional.
Selain itu, karena berada di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Peucang juga masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO bersama Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum. Nama Peucang sendiri diambil dari nama sejenis siput yang sering ditemukan di pantai pulau tersebut.
Untuk sampai di Pulau Peucang, Anda bisa menempuh perjalanan jalur darat dari Jakarta yang akan menghabiskan waktu 7 hingga 8 jam sampai ke Taman Nasional Ujung Kulon. Dari taman nasional, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan perahu.
Saat sampai di Pulau Peucang, Anda akan disambut dengan hamparan pasir putih dan air laut yang biru dan jernih. Laut Pulau Peucang merupakan tempat favorit untuk diving dan snorkling, keindahan bawah lautnya juga sudah terkenal oleh kalangan traveller.
Selain lautnya yang indah, Pulau Peucang juga memiliki daya tarik lainn yaitu satwa-satwa liar seperti rusa, banteng jawa, merak hijau, lutung, kijang, babi hutan, dan biawak. Hutan hujan peucang juga merupakan salah satu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.
Beberapa tumbuhan yang hidup di pulau tersebut di antaranya adalah merbau, bungur, cerlang, dan ki hujan. Selain itu juga terdapat pohon ficus atau ara pencekik, yaitu tumbuhan parasit yang melilit pohon lain untuk bertahan hidup.
Lihat videonya di sini. (eh)
Untuk mendapatkan harga termurah hotel berbintang di Indonesia, klik GONLA.com, agen travel online di bawah manajemen Portal VIVA.co.id.
Kades Kohod Didakwa Jualbelikan Lahan Laut Jadi Daratan Fiktif
Sejak pertengahan 2022 hingga Januari 2025 para terdakwa mengubah status lahan perairan seluas ratusan hektare agar seolah-olah merupakan daratan milik warga.
