Jakarta Souvenir Design Award Angkat Kreativitas Anak Muda
- Diza Liane Sahputri/Viva.co.id
VIVA.co.id – Anak muda Jakarta memiliki segudang bakat. Oleh karena itu, bakat tersebut harus bisa dimanfaatkan, terlebih untuk memajukan DKI Jakarta.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional DKI Jakarta (Dekranasda) Veronica Basuki Tjahaja Purnama menuturkan bahwa Jakarta harus memiliki oleh-oleh khasnya. Karena itu, dibentuk Jakarta Souvenir Design Award 2016, sebuah kompetisi untuk membuat oleh-oleh khas Ibu Kota.
"Ini bukan hanya acara untuk seremonial ataupun lomba saja, kita mau berdayakan para desainer yang kreatif ini. Produk mereka nantinya bisa dijual," ujar Veronica saat ditemui di acara pembukaan Festival Jakarta Kreatif di Senayan City, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016.
Dengan mencari bibit baru dari lima fakultas di Universitas Jakarta yang memiliki jurusan desain dan seni, didapatkan 100 orang yang maju berkompetisi. Namun, setelah dilakukan penyeleksian ketat, terpilih 20 orang finalis.
"Kali ini kita melakukan branding dengan angkat tema Jakarta Kini, yaitu mengangkat keberagaman budaya dan kekayaan flora dan fauna di dalam suvenir," ujarnya.
Dia berharap program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak demi menyebarluaskan karya tersebut ke berbagai kalangan. Dengan begitu, biaya produksi bisa ditekan dan memberikan keberlangsungan kepada pengusaha muda untuk terus berkarya.
"Berharap program ini bisa didukung pemerintah, para profesional, dan desainernya juga, untuk meringankan biaya produksi, sehingga harga yang dipasarkan murah. Kita mau coba gandeng seluruh mal dan link atau pesawat agar ada wadah untuk menjual suvenir ini ke depannya," kata dia.
Pengumuman pemenang dari kompetisi ini akan dilakukan pada 14 Oktober mendatang di acara Festival Jakarta Kreatif di The Hall Senayan City, Jakarta pada pukul 19.00 WIB. Ini sekaligus menjadi penutupan Festival Jakarta Kreatif oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Tak Cuma di Indonesia, Anak Muda Inggris Juga Hadapi Ancaman 'Status Pengangguran'
Ribuan anak muda di Inggris terancam kehilangan pekerjaan ritel setelah raksasa perdagangan memperingatkan soal badai biaya dan rencana kenaikan pajak.
