Warisan Maritim Indonesia Pukau Masyarakat Eropa
- KBRI Den Haag
VIVA – Para pengunjung terkesan melihat kapal tradisional Padewakang dipamerkan langsung di Museum La Boverie, Kota Liege Belgia, pada Selasa sore waktu setempat. Tidak sedikit yang mengangkat ponsel mereka tinggi-tinggi untuk memotret replika kapal tradisional khas Sulawesi itu.
Apalagi, kapal itu dirakit langsung oleh para pengrajin tradisional yang didatangkan dari Sulawesi. Itu lah yang mengundang decak kagum para tamu undangan pameran "Kingdoms of the Sea Archipel" di museum itu, yang turut menampilkan ragam budaya maritim khas Indonesia. Pameran tersebut dibuka untuk publik selama 25 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018.   Â
"Memiliki panjang 11 meter, tinggi 7 meter dan lebar 4 meter, kapal ini dibangun di Museum La Boverie dan merupakan kapal ketiga yang dibuat untuk ditampilkan di luar Indonesia setelah dua kapal sebelumnya dibangun dan dilayarkan ke Australia," ungkap Prof. Bambang Hari Wibisono, Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.
Kapal Padewakang ini dipilih sebagai ikon budaya maritim di museum ini, karena merupakan cikal bakal dari kapal Phinisi yang telah dikenal luas. Padewakang adalah kapal tradisional hasil budaya maritim Indonesia sebelum akhirnya berkembang oleh pengaruh modern, yaitu kapal yang menggunakan mesin.
Menurut Bambang, sebanyak 248 artefaks dari koleksi Museum Nasional dan beberapa museum provinsi - antara lain dari Museum di Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Jambi dan Bali - dibawa langsung untuk ditampilkan pada pameran di Belgia itu, yang merupakan salah satu pameran utama dari rangkaian event Festival Europalia Indonesia.
  Â
"Pameran dengan tema maritim ini menjadi suatu event yang penting dengan latar belakang bahwa sejarah dan peradaban bangsa Indonesia selalu lekat dan tidak lepas dari budaya maritim yang merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia," tutur Bambang, seperti yang disiarkan oleh KBRI Den Haag hari ini.
Pameran itu menggambarkan warisan sejarah maritim yang tersebar di seluruh Indonesia. Pameran memiliki beberapa tahap sejarah maritim dari ancient period (3000SM hingga awal Masehi), pre-modern period (awal Masehi hingga abad ke-16), early modern period (abad 16-18 M) hingga modern period (abad 18 hingga sekarang).