SOROT 388

Jalan Berliku Tapera

Pengesahan UU Tapera (Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat)
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Selanjutnya...Genjot perekonomian

Riset: 40 Persen Masyarakat Bawah Tak Mampu Beli Rumah



Genjot Perekonomian

Polemik penerapan Tapera di Indonesia sepertinya tidak dihindari. Tapi, hal ini dinilai sebagai bagian dari proses pembangunan ekonomi Indonesia naik tingkat menjadi negara maju.

?Pengamat Properti, Panangian Simanungkalit, ketika berbincang VIVA.co.id pada Jumat 17 Maret 2016, menjelaskan skema pendanaan jangka panjang berbasis masyarakat seperti tapera ini sebenarnya merupakan salah satu solusi untuk mendorong laju perekonomin nasional di masa depan.

"Skema (Tapera) ini penting untuk menghadapi krisis moneter. Selain itu, karena harga tanah kan terus meningkat, untuk ke arah pekerja, sulit membayangkan mereka bisa memiliki rumah yang didorong oleh sebuah pendanaan yang kuat," kata Panangian.

Dia pun memaklumi kegelisahan para pengusaha. Namun tidak bisa dipungkiri, kesejahtraan perusahaan-perusahaan di Indonesia jauh lebih cepat meningkat dibanding para pekerjanya. Karena itu, apabila perusahaan ikut menanggung beban dari iuran Tapera merupakan hal yang wajar.

"Kalau iuran kan juga iuran masyarakat lebih besar dari pada pengusahanya, jadi saya kira pengusaha tidak boleh terlalu khawatir kalau itu merugikan dia (Pengusaha), saya kira enggak rugi, justru memperkuat peran pengusaha terhadap iuran itu," ungkap Panangian.

Berkaca pada negara tetangga, di Singapura misalnya. Negara itu mulai menerapkan program jaminan sosialnnya termasuk mengenai perumahan ketika perekonomian masyarakatnya selevel dengan Indonesia saat ini.

"Mereka (Singapura dan Malaysia) dulu pada 1986 itu, daya belinya juga hampir sama dengan Indonesia saat ini, ya US$4.000 per kapita per tahun," lanjut Panangian.

Malah menurutnya, dana jangka panjang masyarakat di negara tersebut, dapat mampu menekan suku bunga pada posisi rendah, karena melimpahnya likuditas keuangan. Pada akhirnya para pekerja yang diuntungkan.

"Kalau yang sudah punya rumah mungkin tidak menguntungkan, tapi mereka bisa berkontribusi kan, tapi kan yang penting substansinya jangan sampai hilang uang itu. Jangan dipermainkan dengan pejabat, jangan dipakai untuk operasional, jadi harus pemerintah yang memberikan dana operasionalnya," kata Panangian.

Pada prinsipnya dia berpendapat, Tapera ini dapat lebih mempersolid hubungan antara perusahaan dan pekerja. Meskipun sedikit dipaksa untuk memikirkan masa depan dengan dibebankan iuran dan aturan lainnya, pada akhirnya dia meyakini kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan permasalahan ketidakmampuan MBR untuk membeli rumah dapat teratasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya