SOROT 462

Kepak Sayap Adik Gatotkaca

Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia
Sumber :
  • PT Dirgantara Indonesia

Selanjutnya, Ibarat Mobil LCGC

Indonesia Teken Komitmen Pembelian Pesawat L410 Buatan Ceko

Ibarat Mobil LCGC 

Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia dan Lapan

Perusahaan Ini Borong 11 Unit N219 untuk Bantu Akses Umroh dari Pelosok RI

N219 didesain untuk bisa lepas landas dan mendarat di area yang panjangnya terbatas.

PT DI membuat desain N219 dengan konsep minimalis. Jika bisa diibaratkan dengan industri otomotif, maka N219 adalah produk mobil yang masuk dalam kategori low cost green car atau LCGC.
 
"Ini adalah yang termurah. Tapi, ada segmen pasarnya,” ujar Direktur Utama PT DI, Budi Santoso kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
 
Bicara soal biaya, N219 memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan proyek N250. Dilansir dari Globalsecurity, anggaran N250 mencapai US$2 miliar atau setara Rp26 triliun, 26 kali lipat dari N219.
 
N219 didesain untuk bisa lepas landas dan mendarat di area yang panjangnya terbatas. Target pembeli pesawat ini adalah operator penyedia transportasi udara di kawasan-kawasan yang terpencil dan sukar untuk diakses oleh pesawat berbadan besar.
 
Pesawat ini memiliki dimensi panjang 16,4 meter, lebar sayap 19,5 meter dan tinggi 6,18 meter. Berat kosong sekitar 4,3 ton, sedangkan beban maksimum yang diperbolehkan untuk bisa lepas landas (maximum take-off weight atau MTOW) yakni tujuh ton.
 
Karena MTOW N219 melebihi 5,7 ton, berarti pesawat ini wajib diterbangkan oleh dua pilot. Tidak seperti Beechcraft Super King Air edisi lawas yang bisa diterbangkan oleh hanya satu pilot saja, karena MTOW-nya persis di angka 5,7 ton.
 
Namun, mesin yang digunakan sama seperti King Air, yakni dua Pratt and Whitney PT6A-42. Mesin ini berjenis turbo propeller atau biasa disebut turboprop. Jadi, meski cara kerjanya sama dengan mesin jet biasa, namun putaran turbin digunakan untuk memutar baling-baling yang ada di depannya.
 
Keuntungan memakai mesin turboprop adalah dapat lepas landas dan mendarat di area yang panjangnya terbatas. Menurut data dari laman resmi PT DI, N219 mampu lepas landas di landasan sepanjang 455 meter dan mendarat di landasan sepanjang 493 meter.
 
Jarak tersebut pendek untuk ukuran pesawat terbang, sehingga ideal digunakan di landasan yang banyak tersebar di kawasan timur Indonesia. Apalagi, pesawat ini tidak memerlukan aspal halus untuk mendarat.
 
"Pesawat ini didesain sebagai pesawat perintis, penghubung daerah terpencil dan pulau-pulau kecil. Bisa mendarat di landasan tanah, berumput atau berkerikil," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) Lapan, Syarif Budhiman.
 
Bicara soal mendarat, N219 memiliki angka stall speed sebesar 59 knot atau 109 kilometer per jam. Stall speed adalah angka yang digunakan pilot sebagai patokan kecepatan minimum pesawat, sebelum sayap kehilangan daya angkat.
 
PT DI memasang tangki bahan bakar N219 berukuran 1.600 kilogram. Dengan kapasitas tersebut, pesawat bisa menempuh jarak 1.500 kilometer. Kurang lebih sama dengan jarak terbang dari Jakarta ke Makassar, Sulawesi Selatan.
 
Dengan mesin berkekuatan masing-masing 850 daya kuda, N219 dapat melaju hingga kecepatan jelajah 210 knot, atau setara dengan 388 km per jam. Lebih cepat dari motor balap MotoGP dan mobil balap Formula 1.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Kemhan Beli Pesawat CN235-220 Buatan PTDI untuk Perkuat TNI AL