Dirut PT Visionet Internasional (OVO), Adrian Suherman

Pasar Digital Payment RI Masih 1 Persen

Direktur Utama OVO Adrian Suherman.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Di situlah fintech masuk. Mereka mencoba memakai behaviour nasabah melalui dunia digital untuk memprediksi apakah mereka akan gagal bayar atau tidak.

Dompet Digital Makin Populer, Apa yang Paling Banyak Digunakan?

Itu 90 persen hasilnya tepat. Intinya pakai teknologi dan ini adalah bagian dari use case. Bisa dipelajari nasabah yang pinjam tipenya seperti apa. Sampai segitunya teknologi mempelajari kita.

Memang, secara algoritma bisa dibuat tapi yang susah bagaimana mendapatkan informasi nasabah. Inilah mengapa orang selalu memakai digital payment di mobile dalam kehidupan sehari-hari.

Update! Cara Mudah dan Cepat Transfer ShopeePay ke OVO

Platform pembayaran OVO dan empat perusahaan.

Sebagai fitur pembayaran, mungkinkah OVO juga menyediakan fitur lain seperti pinjaman dan asuransi?

Bangun Ekosistem Digital Payment, BRI Jalin Kerjasama dengan AYO SRC

Itu sudah ada di rencana bisnis kami pada tahun kedua. Kami ingin mengembangkan ekosistem dari yang sekarang kebanyakan sebagai alat pembayaran. Apa itu, ya, saving account, jualan asuransi dan reksa dana, layanan pinjaman. Itu semua sedang dalam tahap pengembangan.

OVO berencana untuk memulai bisnis pinjaman peer-to-peer (P2P Lending) pada kuartal IV-2018. Mengutip Reuters, Adrian mengaku layanan ini sedang dalam proses mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Selain P2P Lending, OVO juga akan memperluas bisnisnya ke sistem pembayaran kode QR. Menurut Adrian, baru 36 persen masyarakat Indonesia memiliki rekening bank.

Pandangan Anda mengenai teknologi Blockchain?

Blockhain itu teknologi menarik tapi masih 'siluman'. Kami masih terus riset dan tahap studi bagaimana kepercayaan masyarakat dan regulasinya seperti apa tentang teknologi ini.

Apa sih value dari Blockchain untuk konsumen kita. Karena kita enggak akan keluarkan produk hanya karena lagi populer. Balik lagi ke konsumen atau end-user. Kita utamakan konsumen. Mereka adalah raja.

Apa yang dibutuhkan mereka itu yang kita provide. Kalau Blockchain bisa problem solving konsumen, why not.

Founder dan Chairman Lippo Group, Mochtar Riady, mengaku melirik teknologi Blockchain untuk mempercepat transformasi digital dari bisnis properti hingga perbankan.

Salah satu taipan properti Indonesia, yang pada 12 Mei lalu berusia 89 tahun itu, memandang bahwa penerapan teknologi Blockchain sebenarnya "sederhana" dan "sangat berguna" untuk meningkatkan elemen keamanan bisnis.

Mochtar mengatakan bahwa Lippo Group sudah mempertimbangkan penggunaan teknologi Blockchain dalam bisnis e-commerce, tanpa merinci lebih lanjut. Baca selengkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya