Target Kita Melayani Bukan Keuntungan
- Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id
Teknologi pendaratan baru ini akan kita bawa ke tempat-tempat lain, di bandara-bandara lain di seluruh Indonesia.Â
Bagaimana atasi gangguan penerbangan. Apakah drone menggangu?
Drone itu kita yang atur, ke depan kami bersama-sama regulator membangun aturan yang kondusif, artinya yang tidak berbahaya untuk keselamatan penerbangan.Â
Jangan sampai drone terbang di kota untuk kirim barang terus tabrak pesawat. Ini kita atur secara rijit jadi tidak mengganggu keselamatan penerbangan.Â
Aturannya bagaimana?
Ada di Kementerian Perhubungan, sekarang ada dan terus berkembang dan kita ikuti standar internasional. Seperti misalnya di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), di situ tidak boleh ada drone, dan mudah-mudahan masyarakat sudah aware. Penegakan hukumnya juga sudah ada di TNI AU, drone mendekat di jam atau ditembak dan itu sudah diperbolehkan di Indonesia.
Banyak kasus gangguan drone?
Banyak. jangankan di Indonesia, kemarin kita juga tahu di bandara besar di Timur Tengah sana dan di Eropa juga banyak terganggu dengan drone. Di kita ada gangguan itu, tapi karena teman-teman TNI AU dan polisi ini bekerja, begitu kita laporkan mereka langsung turun ke lapangan.Â
Sosialisasi pun terus dilakukan, dan Alhamdulillah sudah mulai berkurang lah. Ke depan akan kita tekankan terus lalukan.Â
Fokus peningkatan layanan navigasi ke depannya?
Kami akan menekankan memperbanyak simulator dalam segala hal. Dalam pelayanan, keamanan, sumber daya manusia berbahasa Inggris yang baik.
Kami lengkapi semua peralatan untuk menutup ruang udara Indonesia sampai ke bawah, contohnya seperti di Papua sana. Kedua, kami akan lengkapi simulator untuk ATC, supaya human capital kita ter-upgrade dan bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya yaitu pesawat udara yang semakin banyak dan teknologinya akan makin tinggi.
Kami kan juga terus disurvei oleh Indonesia National Air Carrier Association (INACA) dan The International Air Transport Association (IATA), ini akan kita terus tingkatkan. Alhamdulilah, kemarin 2018 keduanya bagus.Â
Dari sisi anggaran?
Tahun ini anggaran kami Rp2,6 triliun, jadi ada beberapa yang kita perbaiki dan bangun baru. Papua juga jadi fokus kita. Termasuk Bandara Yogyakarta baru itu kita harus siapkan peralatan yang paling canggih di sana, Insya Allah April.