Lagi-lagi Erdogan Ancam Perangi Negara-negara Pembantu Yunani

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • Ahval News

VIVA – Recep Tayyip Erdogan kembali menunjukkan kemarahannya, setelah tahu Uni Eropa (UE) secara resmi meminta Siprus untuk berdialog terkait konflik sengketa wilayah. Tak hanya itu, sang Presiden Turki kembali mengancam memerangi siapapun negara Eropa yang berdiri mendukung Yunani dan Siprus.

Pembakar Al-Quran di London Divonis Bersalah, Hakim: Ada Kebencian Terhadap Islam

VIVA Militer memperoleh laporan yang dikutip dari Orthodox Times, yang menyebut bahwa kemarahan Erdogan meledak dalam rapat kabinet Turki.

Sikap keras Erdogan ditunjukkan kepada sejumlah pejabat tinggi Turki, beberapa saat sebelum Erdogan melakukan telekonferensi dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.

DPD: Harus Ada Evaluasi Menyeluruh untuk Menyelesaikan Persoalan di Papua

Erdogan mengecam Uni Eropa yang hanya meminta dialog perundingan penyelesaian konflik, hanya kepada Siprus. Pria 66 tahun menyebut Uni Eropa tak memperhitungkan Turki untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sementara, Erdogan sebenarnya sudah membuka diri untuk berdialog. 

"Mereka yang mengabaikan kami, dan sekarang datang ke meja perundingan untuk Siprus, Mediterania, dan Mediterania Timur. Kami ingin berdikusi, tetapi hak kami tidak boleh dilanggar," ujar Erdogan dilansir SKAI.

Mau Cicipi Hidangan Eropa dan Mediterania Hasil Masakan Chef Renatta? Begini Caranya

"Kami ingin berdialog dengan proposal yang adil. Jika tidak, kami akan menghindari perjuangan. Perjuangan kami dimulai sejak 2000 tahun lalu," katanya.

Penilaian terhadap Uni Eropa yang dianggap berat sebelah, membuat Erdogan kembali menebar ancaman. Erdogan menegaskan, siapapun yang berdiri menantang Turki di belakang Yunani dan Siprus akan mendapat respons keras.

"Mari kita lihat sejarah modern kami. Mereka yang berdiri tegak di depan kami, akan jatuh dalam badai pertama seperti pohon yang tumbang," ujar Erdogan.

Seperti yang diketahui, Yunani dan Siprus berang terhadap tindakan Turki yang mengerahkan kapal penelitian Oruc Reis ke wilayah Laut Aegea.

Yunani dan Siprus mengklaim bahwa tindakan Turki itu telah melanggar kedaulatannya, dan merespons dengan pengerahan armada militer. Sementara itu, Erdogan juga mengklaim Laut Aegea masih berada dalam teritorial Turki.

Ilustrasi gempa bumi.

Dubes RI Sebut Tidak Ada WNI Terdampak Gempa 5,8 SR di Turki

KBRI menyebutkan bahwa jumlah WNI di Turki per Juni 2025 sebanyak 9.532 orang.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2025