Strategi Licik Ukraina Seret NATO Perang Lawan Rusia Dibongkar Intelijen

VIVA Militer: Armada tempur NATO di Laut Baltik
Sumber :
  • Allied Maritime Command

VIVA – Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengungkap siasat licik Ukraina untuk memaksa aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), terlibat perang langsung dengan rezim Vladimir Putin. 

Rusia Catat 30 Kali Gempa Susulan hingga Magnitudo 5 di Kamchatka

Dalam beberapa bulan terakhir, Dinas Keamanan Rusia (FSB) bersama SVR, telah beberapa kali meringkus sejumlah orang yang diduga sebagai agen Ukraina. Mereka ditugaskan untuk menghasut sejumlah tokoh masyarakat terkemuka.

Kremlin kemudian menuding Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR) sebagai dalang di balik tindakan provokasi, untuk menyalahkan Rusia. Akan tetapi, Ukraina kerap membantah tuduhan tersebut.

BMKG Sebut Gempa Kamchatka Pernah Terjadi Tahun 1952, Berkekuatan M9,0

Tak hanya itu, Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia juga menyatakan jika Ukraina merekrut sejumlah besar warga negara Asia dan Timur Tengah.

VIVA Militer: Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)

Photo :
  • bmvg.de
Kemlu Pastikan Tak Ada WNI yang Terdampak Gempa Rusia

Orang-orang ini mendapat tawaran bayaran mencapai US$20.000, atau setara dengan Rp327,3 juta, untuk menjalankan misinya dan menyalahkan dinas intelijen Rusia jika mereka tertangkap.

SVR menjelaskan bahwa kemungkinan paling besar tindakan provokasi terhadap Rusia dilakukan, adalah untuk mempertahankan posisi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan kroninya.

"Untuk tujuan ini, rezim Kiev tidak hanya akan secara aktif menghalangi proses penyelesaian perdamaian. Tetapi juga siap untuk memperluas permusuhan jauh melampaui batas-batas Ukraina," bunyi pernyataan Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia.

Sebagai informasi, Zelensky tetap menduduki kursi Presiden Ukraina, padahal masa jabatannya sudah berakhir pada Mei 2024. 

VIVA Militer: Armada tempur NATO di Laut Baltik

Photo :
  • Allied Maritime Command

Zelensky menolak mengundurkan diri dan menunda pemilu, dengan alasan darurat militer yang diberlakukan pada tahun 2022 menyusul meningkatnya konflik dengan militer Rusia.

SVR juga melaporkan jika Ukraina berencana untuk menggunakan ranjau laut buatan Rusia, untuk mengatur ledakan yang melibatkan kapal asing di Laut Baltik.

Tujuannya diduga untuk menyalahkan Moskow dan mendorong NATO untuk membatasi akses Rusia ke perairan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya