Korea Utara Suplai 200 Unit Rudal Jarak Jauh Buat Pasukan Rusia

VIVA Militer: Kim Jong-un cek persenjataan militer Korea Utara (Korut)
Sumber :
  • KCNA

VIVA – Korea Utara (Korut) masih belum menghentikan pasokan senjatanya ke Rusia. Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) melaporkan, sejak 2024 lalu rezim Kim Jong-un setidaknya telah menyuplai 200 unit rudal jarak jauh.

BMKG: Gelombang Tsunami 19 Cm Terpantau di Pelabuhan Sarmi Papua

Laporan Kementerian Pertahanan Korea Selatan tersebut disampaikan dalam pertemuan Komite Pertahanan Nasional di Seoul, Selasa 11 Februari 2025.

Seperti yang diketahui, Korea Utara mengirim sekitar 12.000 pasukannya ke Rusia pada Oktober hingga November 2024. Bantuan negara komunis tersebut juga termasuk 200 unit artileri jarak jauh.

Rusia Catat 30 Kali Gempa Susulan hingga Magnitudo 5 di Kamchatka

Kementerian Pertahanan Korea Selatan meyakini jika pasokan senjata dan ribuan tentara Korut ke Rusia, adalah imbalan atas dukungan Moskow dalam pengembangan rudal balistik antar-benua (ICBM) dan kapal selam nuklir.

VIVA Militer: Rudal balistik Hwasong-11 (KN-23) militer Korea Utara

Photo :
  • CSIS
BMKG Sebut Gempa Kamchatka Pernah Terjadi Tahun 1952, Berkekuatan M9,0

"Korea Utara terus memasok senjata, amunisi, dan dukungan militer lainnya ke Rusia setelah pengerahan pasukannya ke perang di Ukraina," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan dikutip VIVA Militer dari The Korean Herald.

Korea Selatan juga membenarkan kemungkinan jika Korea Utara akan mengirim bala bantuan personel dan paket persenjataannya dalam waktu dekat.

Jumlah senjata yang disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan adalah peningkatan dari penilaian sebelumnya, yang disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional, Shin Won-sik. 

Shin mengatakan pada November 2025, Korut menyuplai 160 unit rudal jarak jauh ke Rusia. Keuntungannya adalah, Pyongnyang akan menerima teknologi militer canggih dari Moskow sebagai balasannya.

VIVA Militer: Paket senjata Korea Utara ke Rusia

Photo :
  • KCNA

"Tahun ini menandai fase terakhir dari rencana pertahanan lima tahun Korea Utara. Dengan dukungan Rusia, Pyongyang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan nuklir dan rudalnya sambil memodernisasi kekuatan konvensionalnya," ujar Shin.

"Kami memantau dengan cermat potensi transfer teknologi militer penting, termasuk teknologi masuk kembali ICBM dan pengembangan kapal selam nuklir," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya