Logistik Mulai Lirik Kendaraan Listrik
- VIVA/Yunisa Herawati
Tangerang, VIVA – Peralihan ke kendaraan listrik tidak lagi menjadi wacana eksklusif sektor konsumen. Dunia logistik perlahan mulai mengikuti jejak elektrifikasi, seperti yang ditunjukkan oleh Cargoshare Logistics, anak perusahaan dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), yang kini resmi menggunakan DFSK Gelora E sebagai bagian dari armada operasionalnya.
Langkah ini diumumkan dalam forum diskusi bertajuk Green Fleet Talk di ajang GIIAS 2025. Meski skalanya masih terbatas, penggunaan kendaraan listrik di lini logistik menunjukkan ada pergeseran pola pikir, dari sekadar efisiensi biaya menuju kepedulian terhadap emisi karbon dan keberlanjutan operasional jangka panjang.
“Evaluasi kami menunjukkan kendaraan listrik bisa menjadi solusi logistik perkotaan yang efisien, sekaligus mengurangi jejak karbon,” kata CEO Cargoshare, Tjoeng Suyanto.
Namun adopsi kendaraan listrik oleh perusahaan logistik bukan tanpa tantangan. Infrastruktur pengisian daya, waktu pengisian baterai, dan daya jelajah menjadi pertimbangan utama. Dalam konteks ini, DFSK Gelora E disebut mampu menempuh hingga 300 km dalam sekali isi daya (berdasarkan standar NEDC), angka yang ideal di atas kertas, namun tetap menuntut verifikasi dalam penggunaan harian yang padat dan bervariasi.
Gelora E dipilih dalam versi Blind Van, kendaraan niaga listrik yang diklaim memiliki ruang muat cukup luas dan cocok untuk skema pengiriman multidrop—salah satu model distribusi utama dalam e-commerce dan logistik cepat.
Langkah Cargoshare ini patut dicermati, karena hingga saat ini, sebagian besar adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih terkonsentrasi pada segmen konsumer. Sektor logistik, dengan kebutuhan kendaraan operasional yang tinggi, justru bisa menjadi katalis besar bagi transformasi industri otomotif nasional—jika hambatan struktural bisa diatasi.
Pihak DFSK sendiri mengakui bahwa kemitraan ini menjadi validasi penting atas peran kendaraan listrik dalam mendukung operasional sektor logistik yang lebih bersih. Meski demikian, tidak semua perusahaan logistik siap berinvestasi dalam kendaraan listrik yang harganya relatif tinggi dibanding kendaraan konvensional.
Sebagai bentuk insentif, DFSK mengumumkan subsidi pembelian khusus untuk Gelora E yaitu Rp80 juta untuk tipe Blind Van turun harga menjadi Rp270 juta OTR Jakarta.
Rp85 juta untuk tipe Minibus yang turun menjadi Rp314 juta. Insentif ini memangkas jarak harga dengan kendaraan berbahan bakar bensin, tetapi efektivitasnya tetap bergantung pada kebijakan insentif lanjutan dari pemerintah dan kesiapan infrastruktur penunjang.