Biaya Perbaikan Mobil Listrik Turun, Ada Tapinya
- VIVA/Krisna Wicaksono
Berlin, VIVA – Mobil listrik semakin populer di berbagai negara, termasuk Jerman. Tren ini membawa dampak besar pada industri perbaikan dan asuransi kendaraan.
Awalnya, perbaikan mobil listrik terkenal mahal karena teknologinya masih baru. Bengkel, perusahaan asuransi, dan pemilik kendaraan harus beradaptasi dengan kebutuhan khusus kendaraan ini.
Menurut Asosiasi Asuransi Jerman (GDV), klaim asuransi komprehensif untuk mobil listrik pada tahun lalu tercatat 20–25% lebih tinggi dibanding mobil bensin atau diesel sejenis. Kini, rata-rata klaim hanya 15–20% lebih tinggi dari kendaraan bermesin pembakaran internal.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carscoops, Sabtu 16 Agustus 2025, penurunan ini menunjukkan adanya tren positif dalam biaya perbaikan. Namun, selisih harga masih membuat mobil listrik lebih mahal untuk diperbaiki dibanding mobil konvensional.
Wakil Direktur Umum GDV, Anja Käfer-Rohrbach, mengatakan semakin banyak mobil listrik di jalan, perbedaan biaya klaim semakin kecil. Menurutnya, keberagaman model dan peningkatan jumlah pengguna mempercepat adaptasi industri.
Bengkel, perusahaan derek, pemadam kebakaran, hingga penilai kerusakan kini memiliki lebih banyak pengalaman menangani mobil listrik. Pengalaman ini membuat proses perbaikan menjadi lebih cepat, efisien, dan hemat biaya.
Studi yang menjadi dasar data ini mencakup periode 2021–2023. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah mobil listrik di pasaran meningkat tajam.
Pada awal tahun ini, Jerman mencatat sekitar 1,65 juta mobil listrik terdaftar. Angka tersebut naik lima kali lipat dibandingkan tahun 2021.
Mobil listrik kini menyumbang 3,3% dari seluruh kendaraan terdaftar di negara tersebut. Peningkatan ini turut menekan biaya klaim asuransi dan perbaikan.
Meski demikian, selisih biaya perbaikan dengan mobil bensin masih ada sehingga pemilik perlu tetap waspada. Ke depan, biaya ini berpotensi terus turun seiring perkembangan teknologi dan efisiensi industri.