Marc Marquez Ungkap Tantangan Unik di MotoGP 2025, Siap Jika Tak Selalu Tercepat
- Crash
VIVA – Marc Marquez, pembalap andalan Ducati Corse, sedang menapaki musim MotoGP 2025 dengan dominasi yang nyaris sempurna. Namun, di balik deretan kemenangan beruntun, ia menyadari ada tantangan mental yang tak kalah penting: kemampuan menerima ketika suatu saat dia bukan yang tercepat.
Kemenangan Tak Terhenti
Marc Marquez prediksi PSG vs Inter di Final Liga Champions
- Instagram Ducati
Pada Grand Prix Austria, Marquez sukses memperlebar keunggulannya dengan memenangkan race ke-9 musim ini dan sekaligus mencatat kemenangan keenamnya secara beruntun mencetak rekor impresif dalam satu akhir pekan penuh sebesar 37 poin.
Setelah melibas pesaing seperti Marco Bezzecchi (Aprilia) dan pembalap rookie Fermin Aldeguer dari tim Gresini, ia berhasil mencatatkan total 142 poin keunggulan atas rival terdekatnya di klasemen
Kendala “Tidak Selalu Jadi yang Tercepat”
Meski di puncak performa, Marquez mewaspadai ekspektasi tinggi yang membebani dirinya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya harus siap menghadapi kenyataan bahwa suatu saat di akhir pekan balapan Sabtu atau Minggu ia mungkin bukan pembalap tercepat.
Namun Marquez telah menghimbau agar berhati-hati dalam prediksi ini dan mengakui bahwa menerima kekalahannya pada akhirnya akan sulit.
"Inilah masalahnya: memahami dan menerima saat-saat di hari Sabtu atau Minggu tertentu saya tidak akan menjadi yang tercepat di sana," ujarnya setelah Grand Prix Austria, dikutip VIVA Otomotif dari Crash Selasa, 19 Agustus 2025.
“Karena ini adalah sesuatu yang sekarang kami hadapi dengan banyak inersia, orang-orang berharap saya akan memenangkan segalanya," tambahnya.
Pembalap Ducati, Marc Marquez
- Crash.net
Selain Austria, terdapat tiga sirkuit yang masih menanti untuk ditaklukkan Marquez: Balaton Park, Mandalika, dan Portimao, tempat ia belum pernah meraih kemenangan. Balaton Park bahkan diprediksi akan jadi trek potensial selanjutnya di mana Márquez bisa tampil kuat.
Marc Marquez menunjukkan dominasi luar biasa di musim MotoGP 2025, tapi ia tetap realistis. Ia mengakui tantangan baru: belajar menerima dan tetap fokus ketika suatu saat tidak berada di puncak. Ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga mental juara sejati yang terus dipacu dalam tekanan tinggi.
