Biar Nggak Nyesel, Ini Pentingnya Inspeksi Sebelum Beli Mobil Bekas
- Freepik
Jakarta, VIVA - Pasar mobil bekas di Indonesia terus menunjukkan geliatnya. Harga mobil baru yang semakin tinggi membuat banyak orang melirik opsi kendaraan seken sebagai solusi. Apalagi, pilihan model yang ditawarkan semakin beragam, mulai dari city car, SUV, hingga MPV keluarga.
Namun, membeli mobil bekas bukan tanpa risiko. Pertanyaan klasik selalu muncul, apakah kondisi mobil benar-benar sesuai dengan yang terlihat. Banyak konsumen masih mengandalkan feeling, rekomendasi kerabat, atau sekadar pemeriksaan singkat sebelum transaksi. Padahal, jika salah langkah, biaya tambahan untuk perbaikan bisa membengkak.
Fenomena ini sejalan dengan tren permintaan mobil bekas yang meningkat, terutama setelah pandemi. Data dari berbagai platform otomotif menunjukkan pergeseran minat masyarakat yang semakin rasional. Mobil bekas dianggap sebagai jalan tengah: tetap bisa punya kendaraan pribadi tanpa harus menguras tabungan terlalu dalam.
Untuk menjawab kebutuhan pasar yang semakin kritis, kini hadir berbagai layanan pendukung, salah satunya inspeksi mobil. Garasi.id, misalnya, menyediakan pemeriksaan menyeluruh dengan 170 titik pengecekan. Mulai dari mesin, suspensi, bodi, interior, sampai analisis harga wajar sesuai kondisi kendaraan.
“Tujuan kami sederhana, membantu pembeli mengambil keputusan berdasarkan data, bukan sekadar tebakan,” ujar CEO Garasi.id, Ardyanto Alam dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu 21 September 2025.
Menariknya, layanan ini dilakukan langsung di lokasi kendaraan. Mobil tidak perlu dibawa ke bengkel, dan hasil laporannya bisa didapatkan dalam waktu 1x24 jam. Bahkan, laporan dikirim secara digital lengkap dengan estimasi biaya jika ada kerusakan. Fitur ini dinilai praktis bagi calon pembeli yang sibuk atau kurang memahami teknis otomotif.
Bagi pasar mobil bekas, keberadaan layanan inspeksi semacam ini menjadi nilai tambah. Konsumen tidak hanya melihat harga, tetapi juga mempertimbangkan kepastian kondisi kendaraan. Alhasil, potensi kekecewaan bisa ditekan, sementara penjual pun terbantu karena mobil mereka bisa dinilai lebih transparan.
Dengan semakin terbukanya akses informasi, pembeli mobil bekas kini punya posisi tawar yang lebih baik. Tidak lagi hanya mengandalkan intuisi, melainkan didukung data konkret. Ini membuat pasar mobil bekas di Indonesia semakin sehat, karena transaksi bisa berjalan lebih fair bagi kedua belah pihak.
