Kronologi Kasus Chery Tiggo 8 CSH yang Viral
- VIVA/Krisna Wicaksono
Jakarta, VIVA – PT Chery Sales Indonesia (CSI) buka suara terkait keluhan konsumen Chery Tiggo 8 Chery Super Hybrid (CSH) yang sempat ramai diperbincangkan di media sosial.
Seorang pemilik berinisial S melaporkan sejumlah masalah pada kendaraannya, mulai dari mobil mogok, AC kabin tidak dingin, hingga gangguan teknis lain.
Keluhan yang diunggah melalui komunitas Facebook pemilik Chery pada 9 September 2025 itu langsung viral setelah disebarkan ulang berbagai akun otomotif.
CSI menegaskan bahwa klarifikasi ini bukan untuk menyalahkan konsumen, melainkan menyampaikan hasil investigasi teknis yang telah dilakukan secara menyeluruh. Vice President PT CSI, Zeng Shuo, menekankan bahwa masalah yang ramai di publik bukan disebabkan cacat produksi.
Sharing Session Hasil Investigasi Mengenai Keluhan Chery TIGGO 8 CSH
- Abdul Aziz Masindo/viva.co.id
“Kami tegaskan kalau hasil temuan investigasi kami, masalah-masalah yang ramai di media sosial itu bukanlah karena cacat produksi atau produknya yang jelek,” ujar Zeng Shuo dalam acara Sharing Session Hasil Investigasi Mengenai Keluhan Chery Tiggo 8 CSH di Jakarta, Rabu 24 September 2025.
Kronologi Kasus Milik S yang Viral
Masalah 4 September 2025 – Mobil Mogok
Kasus yang paling menyedot perhatian publik adalah mogoknya Chery Tiggo 8 CSH milik konsumen berinisial S pada 4 September 2025. Mobil tersebut mogok di tengah perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya.
Unggahan pemilik mobil di grup Facebook komunitas Chery kemudian dipublikasikan ulang akun Instagram @hujat_otomotiff pada 12 September 2025. Dari situlah kasus ini viral dan diberitakan berbagai media nasional.
Menurut CSI, hasil investigasi menunjukkan bahwa sebelum mobil mogok, kendaraan telah kehabisan bahan bakar. Namun pengemudi tetap memacu mobil dengan kecepatan tinggi hanya mengandalkan baterai.
"Ditemukan bahwa sebelum mobil berhenti (stalling) bahan bakar sudah habis terlebih dahulu, tetapi kustomer mencoba mengisi daya baterai menggunakan AC, sehingga yang tersisa hanya baterai saja," jelas Reza.
Head of Aftersales PT.Chery Sales Indonesia, Reza Deniar
- Abdul Aziz Masindo/viva.co.id
Berdasarkan data pada sistem, bahwa mobil masuk ke mode proteksi, di mana daya baterai bertegangan tinggi (State of Charge/SOC) dan tangki bahan bakar juga dalam kondisi habis total, sehingga mobil tidak dapat berjalan.
Reza menambahkan, pengemudi justru mencoba mengisi baterai melalui arus AC, sehingga tenaga yang tersisa semakin berkurang.
"Bukan mengisi bahan bakarnya, justru yang diisi malah baterainya, baterainya di-isi menggunakan (arus AC) walaupun memang daya baterai yang tersisa, akhirnya baterai mengalami drain dan habis di bawah SOC," paparnya.
Dalam kasus ini, mobil dikemudikan dengan kecepatan tinggi sehingga meningkatkan hambatan angin, di mana pola berkendara menunjukkan adanya akselerasi dan deselerasi cepat serta berulang, sehingga menyebabkan konsumsi energi instan yang lebih tinggi dan penurunan jarak tempuh yang lebih cepat dari biasanya.
Zeng Shuo menambahkan, dalam kondisi ideal, pengemudi sebaiknya menggunakan mode Smart dibandingkan mode Forced, dan tidak disarankan berkendara hanya menggunakan tenaga baterai.
Mode Forced, pada mode ini mesin dapat berperan sebagai pengisian daya ke baterai hingga bensin habis, dan baterai akan terisi penuh hingga 80% tidak lebih, lalu dia akan kembali bekerja ke mode EV.
Sementara itu Mode Smart, pararel mesin akan melakukan pengecasan baterai ketika posisi low di 20% hingga 28% lalu bisa berkendara kembali dengan mode ev, namun saat 20% kembali di charge oleh mesin.
"kami menyarankan pengemudi untuk menggunakan mode smart untuk menikmati platform CSH dari kamu," ujar Zeng Shuo.
Masalah 7 September 2025 – AC Tidak Dingin
Pada 7 September 2025, mobil yang sama milik S kembali mengalami masalah, kali ini AC kabin tidak dingin. Kondisi tersebut membuat keluhan konsumen semakin ramai dibicarakan.
Reza menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi disertai akselerasi dan deselerasi berulang (tidak konstan). Pola berkendara seperti ini membuat kebutuhan daya meningkat drastis sehingga suhu baterai naik.
"Dia (pengemudi) pakai mode forced, setelah itu dia langsung DC charging, itu yang bikin suhu berlebih," ujar Reza.
Aa Yusup, Product Manager PT CSI, juga menambahkan bahwa dalam kondisi tersebut sistem kendaraan akan lebih memprioritaskan pendinginan baterai dibanding AC kabin.
Untuk menjaga stabilitas kinerja, sistem kendaraan akan melakukan penyesuaian otomatis pada distribusi daya dan suhu. Dalam situasi ini, kinerja pendinginan AC kabin bisa saja berkurang sementara, namun akan kembali normal begitu suhu pada baterai kembali stabil.
"Indikasinya, akselerasi dengan kecepatan tinggi, kemudian deselerasi, tidak konstan, semua itu dipakai selama perjalanan, ketika berhenti, tidak ada kesempatan untuk cooling down tetapi langsung charge, makanya sistem AC nya tuh belum balik lagi," kata Yusup.
"Kalau (produsen) yang lain mungkin strateginya menurunkan tenaga, jadi ketika daya berkurang dia batasi kecepatan, tapi kalau chery performanya terjaga tapi konsekuensinya untuk menjaga performa itu, kinerja AC nya berkurang," tambahnya.
Masalah 9 September 2025 – Jump Shift
Kasus berikutnya terjadi pada 9 September 2025, ketika konsumen melaporkan adanya gangguan perpindahan gigi atau jump shift.
Tim investigasi Chery menemukan adanya kebocoran berdasarkan hasil identifikasi awal, dimana air masuk ke area dashboard yang diduga berasal dari proses penggantian kaca film.
Kondisi ini menyebabkan gangguan pada modul BDM (Body Domain Module), sehingga mempengaruhi kinerja transmisi sinyal dan menghambat proses inisialisasi perpindahan gigi secara normal.
Catatan investigasi juga menunjukkan bahwa masalah ini bukan berasal dari cacat komponen, melainkan faktor eksternal dari aktivitas penggunaan. Saat ini, permasalahan telah berhasil ditangani dan Chery Tiggo 8 CSH milik Bapak S kembali berfungsi dengan normal.
"kendala BDM indikasi kena air, ketika dicek juga sudah ada pengggantian kaca film kemungkinan ada air dan masuk ke module BDM. di BDM ada proses shifting transmisi, terhubung ke beberapa komponen. jadi pure bukan karena part yang bermasalah," jelas Reza.
Apresiasi dari Konsumen
Meski sempat mengalami berbagai kendala, pemilik mobil akhirnya mengapresiasi respons cepat PT CSI.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim PT Chery Sales Indonesia atas penanganan cepat dan responsif terhadap keluhan saya. Permasalahan telah diselesaikan dengan baik, dan kendaraan saya kini kembali dalam kondisi prima,” ujar Bapak S.
Komitmen Chery Tingkatkan Layanan
Dari pengalaman kasus ini, CSI menegaskan pentingnya edukasi dan pendampingan konsumen dalam memahami cara kerja teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Beberapa poin yang ditegaskan antara lain:
- Mobil PHEV akan bekerja lebih optimal jika bahan bakar dan daya baterai tersedia secara bersamaan dalam batas aman.
- Pada pola akselerasi dan deselerasi cepat, sistem kendaraan akan memprioritaskan pendinginan komponen utama sehingga performa AC kabin bisa berkurang sementara.
- Pemasangan kaca film harus dilakukan sesuai standar agar tidak menimbulkan risiko kebocoran air ke sistem kelistrikan.
- Tim sales dan aftersales Chery terus ditingkatkan kompetensinya agar mampu memberikan dukungan cepat dan tepat kepada konsumen.
Selain itu, CSI juga memperkuat layanan darurat dengan hotline 24 jam di 0800-1-797979 dan layanan Emergency Roadside Assistance (ERA) yang siap membantu konsumen kapan pun dibutuhkan.