Luca Marini Ungkap Motor Honda Alami Masalah Tekanan Ban Serius di MotoGP Mandalika
- Crash.net
VIVA – Pembalap Luca Marini dari tim Repsol Honda menghadapi salah satu tantangan terberatnya musim ini pada balapan MotoGP Mandalika 2025. Dalam sesi sprint race yang digelar Sabtu, Marini mengaku motornya hampir tidak bisa dikendalikan setelah tekanan ban depan tiba-tiba turun drastis sejak lap pertama.
Insiden tersebut tidak hanya membuat performanya menurun, tetapi juga berujung penalti waktu delapan detik karena dianggap melanggar regulasi tekanan ban minimum yang ditetapkan oleh FIM dan Michelin.
Adik Valentino Rossi, Luca Marini
- motorionline.com
Akibat penalti itu, Marini harus puas finis di posisi ke-13 setelah sempat bersaing di posisi enam besar.
Tekanan Ban Turun Sejak Awal Balapan
Dalam wawancaranya, Marini menjelaskan bahwa masalah terjadi segera setelah lampu start menyala. Ia merasa motor tidak stabil saat memasuki tikungan pertama, dan sulit dikendalikan selama beberapa lap awal.
“Saya tidak tahu mengapa, tetapi itu benar-benar jatuh dan sepeda tidak dapat dikendarai tiga, empat putaran pertama, tidak mungkin untuk berbelok dan rasanya tidak enak” ujar Marini, dikutip VIVA dari Crash Minggu, 5 Oktober 2025.
Kondisi tekanan ban yang terlalu rendah membuat motornya tidak mendapat respons ideal dari suspensi depan, menyebabkan kesulitan besar saat melakukan pengereman dan menikung.
Meski berusaha keras mempertahankan posisi, performanya terus menurun seiring kondisi ban yang tak kunjung membaik.
Strategi Bertahan Gagal Efektif
Mengetahui tekanan ban berada di luar batas ideal, Marini mencoba untuk memperbaiki situasi di tengah balapan dengan mengubah gaya berkendara. Ia bahkan sempat membiarkan beberapa pembalap lain melewatinya, berharap suhu dan tekanan ban bisa naik kembali.
Meskipun demikian, Marini tetap berusaha menyelesaikan balapan dan mengumpulkan data penting untuk evaluasi tim menjelang race utama hari Minggu.
Penalti Tekanan Ban Jadi Sorotan
Sesuai regulasi MotoGP, tekanan ban depan harus dijaga dalam batas minimum tertentu selama sebagian besar durasi balapan. Bila tekanan turun di bawah batas aman, pembalap dapat dikenai penalti waktu atau diskualifikasi.
Dalam kasus Marini, data sensor menunjukkan tekanan ban depan berada di bawah ambang batas yang diizinkan, sehingga steward balapan menjatuhkan penalti delapan detik.