Toyota Hilux dan Isuzu D-Max Bakal Dapat Saingan Pikap Baru
- Carscoops
Australia – Produsen kendaraan asal Korea Selatan, Kia secara resmi telah mengonfirmasi nama truk pikap ukuran menengah barunya, yang akan diberi nama Tasman.
Nama tersebut disarankan oleh Kia cabang Australia, yang mengambil inspirasi dari Laut Tasman terletak di antara Australia dan Selandia Baru. Ini merupakan nama yang cocok untuk kendaraan yang menganggap Australia sebagai salah satu pasar terpentingnya.
Dilansir VIVA Otomotif dari laman Carscoops pada Jumat, 12 April 2024, nama Tasman dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aktivitas kerja, perdagangan, dan rekreasi. Kendaraan ini dilaporkan bakal meluncur pada tahun 2025 mendatang.
Truk pikap ini akan siap bersaing dengan Toyota Hilux, Isuzu D-Max, dan Ford Ranger.
Kia Tasman
- Carscoops
Kia Tasman bakal memiliki penampilan kotak yang didominasi oleh banyak garis lurus serta sudut tajam.
Tak hanya itu, kendaraan ini akan dilengkapi dengan lampu LED Daytime Running Lights (DRL)Â berbentuk vertikal, mirip seperti varian Sorento dan EV9.
Masuk ke area intertior, pada bagian kabin elemen utilitarian akan mendominasi, memenuhi fungsi kendaraan untuk menaklukkan jalur terjal di Australia.
Belum diketahui secara pasti apakah Kia Tasman akan dijual di pasar Amerika Serikat, tetapi kelihatannya hal ini masih belum memungkinkan karena adanya Chicken Tax, yang memberlakukan tarif 25 persen pada truk buatan luar negeri.
Terkait spesifikasi, Kia Australia belum memberikan infromasi detail. Kendati demikian, kendaraan ini akan menggunakan mesin diesel, kemungkinan mesin empat silinder CRDi 2.2 liter merek tersebut.
Kemungkinan lain, mesin diesel turbo 3.0 liter yang lebih besar juga akan ditawarkan.
Saat ini diketahui Kia juga sedang mengembangkan truk pikap kedua buat pasar global, termasuk Amerika Serikat. Model ini akan sepenuhnya menggunakan teknologi listrik dan dibangun di atas platform E-GMP yang sudah ada.
Pekerja Asing di AS Panik Usai Trump Naikkan Biaya Visa Jadi Rp1,6 Miliar
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menambahkan biaya lebih US$100.000 (sekitar Rp1,6 miliar) per tahun untuk visa pekerja asing
