Benarkah Mobil Listrik Bikin Penumpang Mudah Mabuk? Simak Fakta Ini

Ilustrasi Mobil Listrik
Sumber :
  • freepik.com/frimufilms

Jakarta, VIVA – Mobil listrik dikenal lebih senyap, halus, dan nyaman dibandingkan mobil bensin. Bagi yang duduk di balik kursi pengemudi, pengalaman berkendaranya bisa terasa lebih rileks.

BYD Luncurkan Mobil Baru Lagi, Harga Rp175 Jutaan

Akan tetapi bagi yang duduk di kursi penumpang, ceritanya bisa berbeda. Banyak orang di media sosial curhat soal rasa mual atau mabuk perjalanan yang lebih sering muncul saat naik mobil listrik.

Apakah ini cuma sugesti? Ternyata bukan.

Punya Nikel Segunung, Tapi RI Cuma Dapat Remah-remah Industri Baterai

Menurut ilmuwan yang diwawancarai The Guardian, mabuk perjalanan di mobil listrik itu nyata adanya, dilansir VIVA dari laman Carscoops.

Bahkan, mereka tahu kenapa hal itu bisa terjadi. Yang menarik, banyak yang tidak pernah merasa mual saat naik mobil bensin, tapi justru mengalaminya di mobil listrik, meski mobilnya tidak dipacu kencang sekalipun.

Banyak yang Tertarik, Tapi Tak Jadi Beli! Ini Masalah Besar Mobil Listrik di Indonesia

Ilustrasi mobil listrik

Photo :
  • Paultan

Ada beberapa alasan kenapa mobil listrik bisa bikin penumpangnya mual. Salah satunya berkaitan dengan cara mobil ini dikemudikan, dan lainnya soal bagaimana otak merespons sinyal-sinyal selama perjalanan.

Pertama soal pengemudi, kalau kamu pernah menyetir mobil listrik, pasti tahu kalau torsi mobil ini langsung keluar seketika saat pedal gas ditekan.

Akselerasi cepat di kecepatan rendah memang jadi ciri khas EV. Tapi ini juga yang kadang bikin laju mobil terasa nyentak jika si pengemudi belum terbiasa menginjak pedal secara halus.

Beberapa mobil listrik lama bahkan punya karakter pedal gas yang cukup agresif.

Meskipun sekarang banyak pabrikan sudah menyetel ulang agar lebih halus, pengemudi yang baru beralih dari mobil bensin mungkin masih belum terbiasa.

Mode “Eco” biasanya bisa membantu karena membuat respon pedal lebih lembut.

Kedua soal pengereman, mobil listrik memakai regenerative braking atau sistem pengereman regeneratif.

Jadi saat pengemudi melepas pedal gas, mobil langsung melambat tanpa harus injak rem.

Kalau level regen disetel tinggi atau dipakai dalam mode “satu pedal”, perlambatannya bisa terasa konstan dan bikin kepala pusing kalau tidak dikendalikan dengan halus.

Yang bikin makin rumit, otak kita sudah terbiasa menangkap sinyal-sinyal dari suara mesin, getaran, dan gerakan khas mobil bensin.

Sinyal-sinyal itu membantu tubuh kita memprediksi gerakan. Tapi karena mobil listrik lebih senyap dan halus, otak jadi kehilangan “petunjuk”, dan ini bisa memicu rasa mual.

William Emond, seorang peneliti PhD yang mengkaji mabuk perjalanan, mengatakan bahwa rasa mual di mobil listrik bisa terjadi karena otak belum punya pengalaman cukup dalam memahami lingkungan gerak yang baru.

“Sama seperti orang yang mabuk di lingkungan gravitasi nol, otak manusia perlu membiasakan diri dengan gerakan baru ini,” kata Emond kepada The Guardian.

Beberapa ahli menyarankan agar pabrikan mobil menambahkan elemen visual di dalam kabin, misalnya lewat pencahayaan ambient yang berubah sesuai akselerasi atau perlambatan agar otak punya sinyal tambahan untuk memahami gerakan yang terjadi.

Jadi, kalau kamu merasa lebih sering mabuk saat naik mobil listrik, tenang saja, itu bukan hal aneh. Tubuh dan otakmu cuma butuh waktu untuk beradaptasi dengan cara baru dalam bergerak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya