Pantaskah Hari Perempuan Internasional Dirayakan

Suasana Women's March dalam rangka Hari Perempuan Internasional
Sumber :
  • dok. Serikat Sindikasi

VIVA – "We cannot all succeed when half of us are held back." (Malala Yousafzai). Pernyataan itu keluar dari Malala Yousafzai, gadis muda asal Pakistan, yang merupakan aktivis pendidikan, serta peraih Nobel Perdamaian.

Terungkap, Alasan Mengapa Wanita Korban KDRT Masih Pilih Bertahan dengan Pasangannya

Sejak usia belia, ia sudah mengampanye pentingnya pendidikan untuk anak perempuan melalui catatan anonim di internet. Karena perjuangannya itu, Malala nyaris saja kehilangan nyawa, ketika sebuah peluru dari milisi Taliban menebus kepalanya.

Pernyataan Malala benar adanya, masih banyak perempuan di seluruh dunia yang belum mendapat kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, bahkan masih hidup di bawah bayang-bayang diskriminasi dan kekerasan.

Jadi Korban KDRT, Cut Intan Nabila Sudah Ajukan Cerai?

Namun, tidak bisa ditampik juga, makin banyak perempuan yang berprestasi gemilang di ranah yang dianggap maskulin. Meski begitu, dalam era millenial ini isu ketidaksetaraan gender serta kekerasan terhadap perempuan masih berhembus kencang.

Hari ini, wanita di seluruh dunia dipersatukan

Viral Tagar #MarryIsScary Bikin Takut Menikah, Mamah Dedeh: Pikir Normal Pakai Rasio Manusia

Setiap tahun, tanggal 8 Maret ditandai sebagai hari International Women's Day, atau Hari Perempuan Internasional. Hari di mana, seharusnya wanita mendapat penghargaan dan pengakuan secara global diperoleh melalui perjuangan panjang mulai dari seratus tahun lalu.

Menilik sejarah, cikal bakal lahirnya hari ini dimulai pada 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat. Dikutip dari situs Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), saat itu digelar Hari Perempuan Nasional untuk pertama kalinya.

Agenda itu diusulkan oleh Partai Sosialis AS, untuk memperingati setahun berlalunya demonstrasi perempuan pada 8 Maret 1908. Kala itu, kaum perempuan pekerja pabrik garmen menuntut hak berpendapat dan berpolitik. Lalu, pada 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen untuk menetapkan Hari Perempuan.

Vijaya

Kongres PBB saat penetapan 8 Maret sebagai Women International Day. Dok.PBB

Usul itu disepakati oleh 100 perempuan dari 17 negara. Tetapi, belum ditetapkan pada tanggal berapa hari tersebut akan diperingati. Tahun-tahun selanjutnya, Hari Perempuan Internasional pada 19 Maret diperingati di Austria, Jerman, Swiss, dan Denmark.

Pada periode 1913-1914, Hari Perempuan Internasional dipakai sebagai gerakan penolakan terhadap Perang Dunia I, sekaligus aksi solidaritas sesama perempuan di beberapa negara Eropa. Hingga akhirnya pada 1975, untuk pertama kalinya PBB memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Sejak itu, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya